Mohon tunggu...
NAUFAL DENANIR
NAUFAL DENANIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah cowo keren yang bermultitalenta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Transisi Politik Indonesia dari Rezim Orde Baru Menuju Era Reformasi

29 Juni 2023   17:06 Diperbarui: 29 Juni 2023   17:07 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Peranan mahasiswa, buruh, dan masyarakat umum sangat penting dalam proses transisi ini, mahasiswa universitas menjadi motor penggerak dalam gerakan reformasi dengan menjadi vokal dalam menuntut perubahan politik dan demokratisasi. Buruh dan serikat pekerja memainkan peran penting dengan melakukan mogok kerja dan unjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan sosial dan kondisi kerja yang tidak adil. Masyarakat umum, termasuk aktivis masyarakat sipil, kelompok agama, dan elemen-elemen pro-demokrasi, juga turut berpartisipasi dalam demonstrasi dan aksi protes massal untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap rezim Orde Baru dan mendesak perubahan politik. Demonstrasi besar-besaran dan protes di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta, yang melibatkan ribuan orang dari berbagai kalangan dan golongan sosial. Peristiwa penting seperti Tragedi Trisakti dan Tragedi Semanggi, di mana mahasiswa menjadi korban kekerasan oleh aparat keamanan, menjadi momen penting yang memicu gelombang protes dan meningkatkan solidaritas di antara masyarakat.

Dengan adanya ketidakpuasan terhadap rezim Orde Baru, ketimpangan sosial yang memburuk, serta peran aktif mahasiswa, buruh, dan masyarakat umum dalam melakukan demonstrasi dan protes massal, gerakan reformasi semakin mendapatkan momentum dan memunculkan tuntutan perubahan politik yang lebih demokratis di Indonesia.

Setelah runtuhnya rezim Orde Baru di Indonesia, terjadi sejumlah konsekuensi dan perubahan politik yang signifikan. Pengunduran diri Presiden Soeharto pada tahun 1998 mengakibatkan peralihan kekuasaan dari rezim Orde Baru ke pemerintahan sementara di bawah B.J. Habibie. Pada tahun yang sama, dilakukan pemilihan umum yang menghasilkan pemilihan presiden baru, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang menjadi presiden pertama setelah era Orde Baru.

Runtuhnya rezim Orde Baru membuka jalan bagi pemulihan demokrasi yang lebih inklusif di Indonesia. Terdapat perubahan signifikan dalam sistem politik yang mencakup kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berserikat. Dalam upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, dibentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilihan umum. Indonesia mengalami perubahan dari sistem politik otoriter menjadi sistem politik yang lebih demokratis dengan adanya kebebasan pers, partai politik, dan oposisi yang lebih kuat. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), sebagai lembaga legislatif yang mewakili suara rakyat.

Runtuhnya rezim Orde Baru membuka ruang bagi kebebasan media yang lebih luas dan munculnya media independen yang memainkan peran penting dalam mengawasi pemerintahan dan menyampaikan informasi yang kritis. Kemajuan teknologi informasi dan media sosial juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan pendapat mereka secara luas dan cepat. Masyarakat Indonesia semakin terlibat dalam proses politik dan terjadi peningkatan partisipasi politik dari berbagai kelompok, termasuk kelompok perempuan, pemuda, dan minoritas. Munculnya berbagai kelompok kepentingan dan organisasi masyarakat sipil yang berperan dalam mengadvokasi hak-hak warga negara dan menekan pemerintah agar bertanggung jawab.

Kesimpulan dan pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman transisi politik di Indonesia, baik untuk negara ini maupun negara lain yang sedang berjuang untuk demokrasi yang lebih baik. 

Partisipasi rakyat adalah kunci, transisi politik yang sukses membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Masyarakat harus berani menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap rezim otoriter dan terlibat dalam proses politik melalui pemilihan umum, protes damai, dan partisipasi dalam organisasi masyarakat sipil. Kesadaran politik dan pendidikan politik yang kuat juga penting. 

Pentingnya pembangunan institusi yang kuat, institusi yang independen, termasuk sistem peradilan yang adil, media yang bebas, dan lembaga pengawas yang efektif, adalah pondasi penting bagi demokrasi yang kuat. Negara harus berinvestasi dalam membangun dan memperkuat institusi-institusi ini untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Pemerintah harus menerapkan keterbukaan dan transparansi dalam pemerintahan dan proses politik. 

Akses terbuka terhadap informasi publik, kebijakan transparansi, dan pemberantasan korupsi menjadi hal yang penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan mendorong partisipasi yang lebih luas. Setelah transisi politik, penting untuk melakukan pemulihan dan rekonsiliasi nasional. Hal ini melibatkan mengungkap kebenaran tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama rezim sebelumnya, memberikan keadilan bagi korban, dan membangun jembatan pemulihan untuk memperbaiki iklim sosial dan politik yang terkoyak. 

Demokrasi yang kuat membutuhkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan adil. Mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi, menyediakan kesempatan kerja yang layak, dan meningkatkan akses terhadap pendidikan dan layanan dasar bagi semua warga negara adalah langkah-langkah penting untuk mencapai demokrasi yang berkelanjutan. Negara-negara yang sedang berjuang untuk memperkuat demokrasi dapat belajar dari pengalaman Indonesia dan mendapatkan dukungan dari komunitas internasional. Kerjasama internasional dalam membangun institusi, mendukung kapasitas masyarakat sipil, dan menyediakan sumber daya dapat membantu memperkuat proses transisi politik menuju demokrasi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun