Mohon tunggu...
Naufal Daffa
Naufal Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Jakarta

Seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membedah Marhaenisme: Ideologi, Sejarah, dan Perjuangan Kaum Kecil

30 Januari 2025   13:11 Diperbarui: 30 Januari 2025   13:11 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petani sedang berada di lahan (Sumber: unsplsh.com)

Namun, setelah jatuhnya Sukarno dan bergantinya pemerintahan ke Orde Baru, konsep Marhaenisme mulai terpinggirkan. Kebijakan ekonomi Indonesia beralih ke arah kapitalisme dan liberalisasi ekonomi yang lebih menguntungkan pemilik modal besar.

Marhaenisme dalam Perjuangan Kaum Kecil

Marhaenisme bukan sekadar ideologi, tetapi juga semangat perjuangan bagi rakyat kecil. Dalam berbagai sektor, semangat Marhaenisme masih hidup, misalnya:

  • Buruh dan Petani -- Gerakan buruh dan petani yang menuntut kesejahteraan dan keadilan sosial adalah contoh nyata perjuangan Marhaenisme.

  • UMKM dan Ekonomi Kerakyatan -- Marhaenisme juga tampak dalam perkembangan usaha kecil dan menengah yang memperjuangkan kemandirian ekonomi rakyat.

  • Gerakan Sosial -- Berbagai komunitas dan organisasi sosial yang memperjuangkan hak-hak rakyat kecil juga merupakan perwujudan dari nilai-nilai Marhaenisme.

Relevansi Marhaenisme di Era Modern

Di era globalisasi dan digitalisasi, Marhaenisme harus ditafsirkan ulang agar tetap relevan. Beberapa cara mengadaptasi Marhaenisme ke dalam konteks modern antara lain:

  1. Ekonomi Digital dan UMKM -- Pemanfaatan teknologi untuk memperkuat usaha kecil agar dapat bersaing dalam ekonomi global.

  2. Sosialisme Digital -- Penggunaan media sosial dan platform digital sebagai alat perjuangan rakyat kecil dalam menyuarakan kepentingan mereka.

  3. Koperasi dan Ekonomi Berbasis Komunitas -- Membangun sistem ekonomi berbasis solidaritas dan gotong royong untuk mengurangi ketimpangan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun