Mohon tunggu...
Naufal Daffa
Naufal Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Jakarta

Seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keluarga sebagai Rumah Jiwa: Sebuah Refleksi Filosofis

30 Januari 2025   07:29 Diperbarui: 30 Januari 2025   07:29 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ayah sedang bermain bersama anak perempuannya (Sumber: unsplash.com)

Dukungan mental dan psikologis: Keberadaan orang-orang terdekat yang memahami dan mendukung kita bisa menjadi bentuk terapi alami bagi kesehatan mental.

  • Sumber kebahagiaan dan makna: Relasi yang kuat dalam keluarga sering kali memberikan rasa tujuan dalam hidup, sesuatu yang juga ditekankan dalam filsafat Stoikisme dan humanisme.

  • Namun, tidak semua keluarga berfungsi sebagai tempat perlindungan. Ada kalanya konflik, ekspektasi yang berlebihan, atau kurangnya komunikasi justru menjadikan keluarga sebagai sumber stres. Bagaimana cara mengatasinya?

    Ketidaksempurnaan Keluarga dan Seni Menerimanya

    Tidak ada keluarga yang sempurna. Setiap keluarga memiliki dinamika, konflik, dan tantangan tersendiri. Dalam menghadapi ketidaksempurnaan ini, filsafat Stoikisme menawarkan sebuah prinsip penting: Amor Fati---mencintai takdir.

    Dengan menerima kenyataan bahwa keluarga tidak selalu ideal, kita bisa lebih mudah menemukan kedamaian di dalamnya. Alih-alih berusaha mengubah semua orang sesuai keinginan kita, Stoikisme mengajarkan bahwa kita hanya bisa mengendalikan reaksi dan cara pandang kita terhadap keadaan.

    Selain itu, etika tanggung jawab juga berperan penting dalam kehidupan keluarga. Setiap individu memiliki perannya masing-masing, dan harmoni dalam keluarga terjalin ketika semua anggota memahami dan menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.

    Membangun Rumah Jiwa yang Sehat

    Agar keluarga benar-benar menjadi rumah jiwa yang menyehatkan, ada beberapa hal yang dapat diterapkan:

    1. Praktik komunikasi yang empatik dan terbuka: Dengarkan tanpa menghakimi, berikan dukungan tanpa syarat, dan hargai perasaan anggota keluarga.

    2. Menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan: Setiap individu dalam keluarga harus diberi ruang untuk berkembang sesuai dengan potensinya.

    3. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
      Lihat Filsafat Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun