Mohon tunggu...
Naufal Daffa
Naufal Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Jakarta

Seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keluarga sebagai Rumah Jiwa: Sebuah Refleksi Filosofis

30 Januari 2025   07:29 Diperbarui: 30 Januari 2025   07:29 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ayah sedang bermain bersama anak perempuannya (Sumber: unsplash.com)

Keluarga sering dianggap sebagai tempat kembali, tempat berlindung dari hiruk-pikuk dunia luar. Namun, lebih dari sekadar tempat tinggal fisik, keluarga juga bisa menjadi "rumah jiwa"---ruang di mana kita menemukan ketenangan, makna, dan jati diri.

Dalam refleksi filosofis, keluarga bukan hanya institusi sosial, tetapi juga ruang yang membentuk manusia secara mendalam. Pertanyaannya, bagaimana keluarga dapat benar-benar menjadi tempat yang menyehatkan jiwa? Apakah mungkin bagi setiap individu di dalamnya untuk merasakan kedamaian dan pertumbuhan?

Makna Keluarga dalam Perspektif Filosofis

Dalam sejarah filsafat, konsep keluarga telah dikaji oleh berbagai pemikir dengan sudut pandang yang berbeda:

  1. Aristoteles melihat keluarga sebagai fondasi polis (masyarakat). Dalam keluargalah individu pertama kali belajar tentang kebajikan, keadilan, dan tanggung jawab moral.

  2. Konfusianisme menekankan pentingnya keharmonisan dalam keluarga sebagai refleksi dari tatanan sosial yang ideal. Hubungan antara orang tua dan anak, suami dan istri, serta antar saudara harus berlandaskan pada rasa hormat dan kasih sayang.

  3. Eksistensialisme, terutama dalam pemikiran Jean-Paul Sartre dan Viktor Frankl, menempatkan keluarga sebagai ruang pencarian makna. Keluarga bisa menjadi tempat individu menemukan identitasnya dan memahami perannya dalam kehidupan.

Dari perspektif ini, keluarga tidak hanya berfungsi sebagai struktur sosial, tetapi juga sebagai tempat pertumbuhan spiritual dan emosional.

Keluarga sebagai Tempat Perlindungan Jiwa

Dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, keluarga dapat menjadi pelindung bagi jiwa manusia. Ada beberapa alasan mengapa keluarga bisa menjadi tempat perlindungan:

  • Tempat aman secara emosional: Dalam keluarga yang sehat, setiap anggota merasa didengar dan diterima tanpa syarat.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun