Pemikir seperti Karl Marx mengkritik globalisasi sebagai bentuk baru kapitalisme yang memperluas hegemoni negara-negara kuat atas negara-negara lemah. Dalam kerangka ini, globalisasi lebih banyak menciptakan ketergantungan daripada kemandirian.
Globalisasi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan peluang besar untuk menyatukan dunia. Di sisi lain, ia memperbesar jurang ketimpangan dan menciptakan dinamika baru yang tidak selalu menguntungkan semua pihak.
Untuk membangun dunia tanpa batas, diperlukan keseimbangan antara idealisme kemanusiaan dan realitas politik serta ekonomi. Dunia tanpa batas tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada solidaritas, empati, dan komitmen kolektif untuk menciptakan tatanan yang lebih adil.
Pertanyaannya kini adalah, apakah kita siap mengambil langkah menuju visi tersebut?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI