Mohon tunggu...
Naufal Biu
Naufal Biu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Heyyo whatsapp gess YOASOBI idolaku Lagu Jepang kesukaanku Menjajah kota hobiku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika dan Tantangan Apa Saja yang Dihadapi oleh Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

5 November 2024   18:21 Diperbarui: 5 November 2024   18:29 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haaaaloooooo geeees selamat pagi selamat siang selamat sore selamat malaaaaaaam!!! Yaaaah, min Upal kembali dengan statement yang tak kalah seru dari statement sebelumnya. Disini saya akan membahas atau lebih tepatnya bercerita tentang apa saja sih dinamika dan tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Sebelum itu, saya akan memaparkan pendahuluan terlebih dahulu.

Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, sebenarnya bukan cuma soal kata-kata atau prinsip yang ditulis di undang-undang atau naskah sejarah saja. Pancasila itu lebih ke "roh" atau fondasi yang menyatukan segala perbedaan yang ada di Indonesia, mulai dari suku, agama, ras, hingga budaya. 

Tapi, meskipun Pancasila sudah lama jadi pedoman negara, nggak bisa dipungkiri kalau dalam perjalanan sejarahnya, masih banyak dinamika dan tantangan yang membuatnya terus diuji. Nah, kali ini kita bakal bahas lebih santai soal dinamika dan tantangan Pancasila ini, kenapa penting buat kita semua, dan gimana sih cara kita sebagai generasi muda bisa menjaganya.

Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Sebelum masuk ke dinamika dan tantangannya, kita ingat lagi deh apa itu Pancasila. Jadi, Pancasila itu adalah lima sila atau prinsip yang menjadi dasar negara dan pedoman hidup bagi rakyat Indonesia. Kelima sila itu adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

   Artinya, negara mengakui adanya Tuhan dan memberikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk beragama sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

   Menegaskan pentingnya penghormatan terhadap hak asasi manusia dan perlakuan yang adil terhadap sesama, tanpa memandang suku, agama, atau ras.

3. Persatuan Indonesia

   Menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Walaupun Indonesia terdiri dari banyak suku, budaya, dan agama, kita tetap satu bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

   Mengedepankan sistem demokrasi yang berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat, dengan memperhatikan kebijaksanaan dan kepentingan bersama.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

   Menjamin adanya keadilan sosial, baik di bidang ekonomi, pendidikan, maupun kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa ada yang tertinggal.

Itulah lima sila yang menjadi dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Secara teori, Pancasila itu udah keren banget. Tapi, kenapa sih masih ada tantangan dan dinamika dalam implementasinya? Yuk, kita bahas lebih lanjut lagi.

Dinamika Pancasila di Era Kekinian

Dinamika Pancasila itu bisa dibilang selalu berkembang, sesuai dengan zaman dan kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang ada. Zaman dulu, Pancasila muncul sebagai hasil dari perdebatan panjang dalam proses kemerdekaan, dan pada waktu itu banyak tantangan dari segi ideologi, politik, dan perang kemerdekaan. Nah, dinamika Pancasila di zaman sekarang nggak kalah seru.

1. Perubahan Sosial dan Kemajuan Teknologi

Di era digital sekarang, peran teknologi dan media sosial sangat besar dalam membentuk opini publik. Banyak banget informasi yang tersebar luas di internet, dari yang positif sampai yang negatif. Misalnya, sering kali ada informasi yang bisa memperkeruh hubungan antarumat beragama atau antar-suku. Ketika Pancasila bilang kita harus hidup dalam kerukunan, beberapa orang malah menggunakan teknologi untuk menyebarkan kebencian atau diskriminasi.

Nah, di sinilah tantangannya. Pancasila mengajarkan tentang toleransi dan keberagaman, tapi di dunia maya banyak orang yang gampang banget tersulut emosinya, bahkan hingga menimbulkan polarisasi yang tajam. Misalnya, saat ada perdebatan soal agama atau etnis, sering kali muncul ujaran kebencian yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Politik Identitas dan Radikalisasi

Fenomena politik identitas belakangan ini jadi tantangan besar. Dalam beberapa tahun terakhir, kita sering melihat bagaimana identitas agama, etnis, atau golongan digunakan dalam politik untuk memenangkan kekuasaan. Politisi atau kelompok tertentu kadang-kadang mempergunakan isu sensitif untuk memecah belah persatuan bangsa.

Hal ini bertentangan dengan sila ketiga Pancasila yang menekankan pada persatuan Indonesia. Ketika politik identitas lebih diutamakan daripada kepentingan bangsa secara keseluruhan, perpecahan bisa terjadi. Ditambah lagi, radikalisasi agama dan ideologi juga menjadi ancaman serius terhadap nilai-nilai Pancasila. Kelompok-kelompok radikal yang mengedepankan ideologi ekstrem bisa merusak kesatuan dan kedamaian yang sudah lama dijaga di Indonesia.

3. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Pancasila juga menekankan tentang keadilan sosial, terutama dalam bidang ekonomi. Tapi, dalam kenyataannya, ketimpangan sosial di Indonesia masih cukup besar. Ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang makin lebar. Bahkan, masalah ini sering kali membuat sebagian orang merasa bahwa Pancasila cuma jadi slogan belaka, nggak ada implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika sebagian besar rakyat Indonesia masih kesulitan mengakses pendidikan dan kesehatan yang layak, sementara segelintir orang justru mengumpulkan kekayaan yang luar biasa, keadilan sosial Pancasila seakan terabaikan. Padahal, keadilan sosial ini adalah salah satu nilai yang sangat penting untuk mewujudkan bangsa yang sejahtera.

Tantangan Pancasila di Tengah Keberagaman

Indonesia terkenal dengan keberagamannya. Kita punya ribuan pulau, suku bangsa, bahasa, dan agama yang berbeda. Keberagaman ini harusnya jadi kekuatan, tapi sering kali jadi tantangan ketika ada segelintir orang yang nggak bisa menghargai perbedaan. Tantangan besar bagi Pancasila adalah bagaimana menyatukan semua perbedaan ini agar tetap dalam bingkai kebangsaan yang sama.

1. Intoleransi dan Diskriminasi

Salah satu tantangan terbesar Pancasila adalah intoleransi. Indonesia memang menjunjung tinggi kebebasan beragama, tapi kenyataannya masih banyak terjadi kasus intoleransi, terutama di level masyarakat. Misalnya, diskriminasi terhadap agama tertentu atau kelompok minoritas. Dalam konteks ini, sila pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa," yang seharusnya mengajak kita untuk saling menghormati, sering kali malah disalahartikan atau diputarbalikkan untuk tujuan tertentu.

2. Radikalisasi Agama

Radikalisasi agama yang mengatasnamakan agama untuk tujuan politik atau kekerasan juga menjadi tantangan besar bagi Pancasila. Beberapa kelompok yang mengklaim membawa nama agama tertentu sering kali menyalahi ajaran agama itu sendiri dan malah bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila. Ini jelas jadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Bagaimana Menjaga Pancasila di Era Modern?

Lalu, gimana caranya kita bisa menjaga dan mengamalkan Pancasila di era yang serba cepat dan penuh tantangan ini? Nah, min kasih tau nih cara nya kita melawan tantangan diatas.

1. Menghargai Keberagaman

Pancasila mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan. Di zaman sekarang, kita perlu lebih bijak dalam mengelola perbedaan, baik itu perbedaan agama, suku, ataupun pandangan politik. Jangan sampai perbedaan ini malah jadi pemicu perpecahan. Dengan saling menghargai dan mengedepankan sikap toleransi, kita bisa menjaga keharmonisan dalam masyarakat.

2. Menggunakan Media Sosial dengan Bijak

Media sosial saat ini adalah arena besar untuk berdiskusi, berinteraksi, bahkan bertengkar. Maka, kita sebagai generasi muda harus pintar-pintar menggunakan media sosial. Jangan gampang terprovokasi atau ikut-ikutan menyebarkan kebencian. Sebaliknya, kita bisa jadi agen perdamaian dengan menyebarkan informasi positif dan edukatif yang bisa memperkuat rasa persatuan.

3. Menuntut Keadilan Sosial

Untuk mewujudkan keadilan sosial, kita harus mulai peduli dengan masalah sosial yang ada di sekitar kita. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemerataan ekonomi dan akses pendidikan, kita bisa membantu mewujudkan sila kelima Pancasila. Jangan hanya menuntut keadilan di level atas, tapi juga bantu mereka yang kurang beruntung.

Kesimpulan yang dapat saya paparkan yaitu dinamika dan tantangan Pancasila memang nggak bisa dihindari, karena kita hidup di dunia yang terus berubah. Tapi, Pancasila tetap menjadi pedoman yang sangat relevan untuk menjaga kesatuan dan keberagaman Indonesia. 

Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab besar untuk terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang adil, makmur, dan bersatu. Pancasila bukan cuma soal teori, tapi harus bisa diwujudkan dalam tindakan nyata. Jadi, yuk, kita jaga dan lestarikan Pancasila demi Indonesia yang lebih baik!

KITA TIDAK BISA MERUBAH PANCASILA, TETAPI PANCASILA LAH YANG BISA MERUBAH KITA MENJADI BANGSA YANG LEBIH BAIK

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun