AI atau artificial intelligence, H. A. Simon mengklaim bahwa kecerdasan buatan (AI) adalah bidang yang memungkinkan komputer melakukan tugas-tugas yang lebih unggul dari manusia, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein sendiri mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel.Â
Artificial intelligence telah digunakan dalam berbagai bidang dengan contoh bidang industri, Kesehatan maupun dalam bidang keilmuan. Peranan artificial intelligence dengan kemampuan autonomous atau membuat pilihan berdasarkan data-data serta kemampuan artificial intelligence sendiri dalam mengolah data telah meletakkan artificial intelligence sebagai sebuah peran penting dalam kehidupan manusia.
Dengan berkembang nya artificial intelligence dan kemampuannya dalam mengolah data telah melahirkan beberapa AI yang membantu dan menjadi sumber informasi bagi berbagai orang. Salah satu contoh nya adalah Chat GPT yang dikembangkan oleh OpenAI. Chat GPT ( Generative Pre-training Transformer) merupakan chatbot AI yang berfungsi untuk melakukan interaksi dalam percakapan berbasis teks.Â
Fungsi Chat GPT yang hanya mengharuskan untuk menginput pertanyaan dan kemudian dihasilkan jawaban jelas menarik berbagai perhatian. Bahkan menurut OpenAI, Chat GPT memperoleh 1 juta pengguna hanya 5 hari setelah diluncurkan pada November 2022. Sebagai perbandingan, Instagram membutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan untuk mencapai 1 juta unduhan.Â
Dan Netflix harus menunggu sekitar 3,5 tahun untuk mencapai 1 juta pengguna. Pada bulan Januari 2023, terdapat sekitar 13 juta pengguna yang mengakses ChatGPT setiap harinya, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan bulan Desember 2022 (Wahyuni,2023). Dengan kata lain Chat GPT mampu memberikan solusi yang memuaskan atas pertanyaan yang diberikan.
Kehadiran chatbot seperti Chat GPT sudah jelas sangat membantu mahasiswa dalam pembelajaran. Kemampuan chatbot dalam menjawab pertanyaan secara relevan dan jelas menjadikan chatbot-chatbot seperti Chat GPT, Bing, maupun Bard diminati mahasiswa dalam membantu mereka dalam mengerjakan tugas-tugas, mencari referensi maupun hanya sekedar mencari berbagai sudut pandang dalam berbagai masalah.Â
Kemudahan dalam mencari informasi maupun solusi dari masalah melalui artificial intelligence ini tentunya merupakan suatu hal yang positif. Akan tetapi dibalik semua kemudahan akses dalam mencari informasi juga dapat menyebabkan suatu dampak yang buruk bagi mahasiswa jika tidak dimanfaatkan dengan benar.Â
Kemudahan yang diberikan bisa membuat mahasiswa terlalu bergantung pada chatbot-chatbot ini, keadaan ini bahkan dapat menjadikan mahasiswa untuk berhenti bekerja keras dalam mencari informasi yang dibutuhkan karena semua sudah didapatkan tanpa usaha maupun kerja keras.Â
Ketergantungan ini sendiri bahkan dapat mengurangi kreativitas dan kemampuan berpikir yang dimiliki pelajar khususnya mahasiswa. Dimana mahasiswa sendiri adalah masa depan bangsa, sehingga hal ini akan berdampak kedepannya pada SDM Indonesia di masa depan.
Jadi jelas, bahwa, perkembangan artificial intelligence sangat berdampak pada pelajar khususnya mahasiswa. Meskipun memberikan hal-hal positif yang begitu banyak, artificial intelligence sendiri juga dapat memberikan dampak buruk jika tidak dimanfaatkan dengan benar. Walaupun saat ini masih ada yang memanfaatkan AI secara tidak benar, tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut tentunya bisa dicegah dengan memberikan pelatihan, motivasi bagi pelajar-pelajar khususnya mahasiswa maupun membangkitkan kesadaran diri pada pelajar khususnya mahasiswa .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H