Mohon tunggu...
Naufal Ananda Putra
Naufal Ananda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Sebagai Calon Sejarawan, Saya akan bagikan konten-konten berbau sejarah dari yang Islam sampai Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang dan Ideologi Pemberontakan Maute di Filipina

18 Juni 2023   11:34 Diperbarui: 18 Juni 2023   12:35 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRT3wm9yfeXxdagj6hEjpNF1GQjLCFeP9fsoA&usqp=CAU

Latar Belakang Berdirinya Gerakan Radikal Islam di Mindanao, Filipina

Filipina adalah negara di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya adalah agama Katolik dan Muslim menjadi minoritas di negara ini. Sebagian besar penganut Islam berada di Pulau Mindanao dengan luas 94.630 KM2. Pada kepulauan Mindanao ini muncul gerakan-gerakan separatis dan Islam radikal yang sempat mengguncang pemerintahan Filipina. Hal ini terjadi bahkan sebelum Filipina merdeka yang disebabkan kekecewaan dari Bangsamoro terhadap pemerintahan.

Bangsamoro adalah sekelompok orang yang berafiliasi pada Islam di Filipina. Konflik diantara Bangsamoro dan pemerintahan sudah dimulai ketika Spanyol dan Amerika menjajah Filipina. Penyebabnya adalah kebijakan migrasi dari pemerintah untuk penduduk Luzon dan Vizayas ke Mindanao. Para pendatang ini menggeser kedudukan masyarakat lokal perihal kekuasaan, ekonomi, bahkan kepemilikan tanah yang menimbulkan sengketa. Penduduk Mindanao yang merasa mulai tereliminasi ini memunculkan gerakan separatis yang bernama Moro Islamic Liberation Form (MILF) yang didirikan oleh Hashim Salamat pada 1984. Ia sebelumnya adalah wakil kepala Moro National Liberation Form (MNLF), maka bisa dikatakan jika MILF adalah pecahan dari MNLF.

Tidak hanya MILF dan MNLF saja banyak gerakan separatis di Filipina Selatan ini yang disebabkan karena rakyat Bangsamoro ini merasa diperlakukan tidak adil dan menuntut kemerdekaan sendiri. Diantarnya ada Abu Sayyaf, Bangsamoro Islamic Freedom Fighter (BIFF), Justice for Islamic Movement, Ansar Khalifah Filipina (AKP), Moro Independent Movement (MIM), dan Khilafah Islamiyah Movement (KIM) atau lebih dikenal dengan Kelompok Maute. Gerakan Maute dan Abu Sayyaf dinilai paling kejam diantara gerakan separatis yang lain di Filipina.

Kelompok Maute ini memiliki beberapa nama disematkan padanya yaitu Khilafah Islamiyah Movement (KIM), Dawlah Islamiyah, dan Khilafah Islamiyah Mindanao (KIM). Organisasi ini diprakarsai oleh keluarga Maute, khususnya dua bersaudara yakni Abdullah Maute dan Oemar Khayyam Maute pada tahun 2012. Awalnya mereka hanya dikenal sebagai kelompok kriminal kecil yang biasa merampok perusahaan bis di Lanao Del Sur guna mendapatkan logistik. Lalu berkembang menjadi gerakan militan setelah penyerangan pada pos perbatasan yang berada di Kota Mandalum, Lanao Del Sur tahun 2013.  

Pada awal pergerakan militer Filipina mengatakan jika Maute ini berafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah[1] yang juga terhubung dengan al-Qaeda. Namun, setelah peristiwa 9/11 dan sesudahnya membuat Jamaah Islamiyah ini mulai meredup yang artinya pengaruhnya berkurang. Lain halnya dengan Islamic State of Irac and the Levant (ISIL) yang sedang berada di dalam kondisi primanya sekitar tahun 2012-2016. Hal itu menjadi pertimbangan kelompok Maute ini untuk berpindah dari bagian Jamaah Islamiyah menjadi kepanjangan tangan ISIL di Asia Tenggara. 

 Diperkirakan Maute telah mengalihkan dukungannya sejak April 2015 pada ISIL. Serangan di Kota Marawi lebih memperlihatkan hubungan antara keduanya. Lewat Isnilon Hapilon (Pemimpin Abu Sayyaf) yang merupakan pimpinan utama ISIL di Filipina berkerja sama dengan Maute bersaudara. Upaya Kelompok Maute dalam merekrut pasukan untuk invasi Marawi dengan memakai atribut ISIL saat pembuatan foto dan video yang disebar ke dalam internet.

Kelompok Maute ini dinilai cukup unik sebagai salah satu gerakan radikal. Biasanya gerakan radikal yang satu dengan yang lain hubungannya tidak begitu baik sebagaimana al-Qaeda dengan ISIS. Akan tetapi, Kelompok Maute ini bisa bersikap fleksibel dalam hubungan antar kelompok. Anggota dari Kelompok Maute berasal dari mantan anggota MILF dan MNLF yang ikut Maute bersaudara masuk ke dalam kelompoknya. Begitu pula hubungan baik Maute dan Abu Sayyaf saat penyerangan Ibu Kota Marawi juga hubungan pendiri Bangsamoro Islamic Freedom Fighter (BIFF) Ameril Umbra Kato dengan Abdullah Maute.

Ideologi dan Gerakan

Pendiri Maute menggunakan Kitab at-Tauhid karangan Muhammad Ibn Abdul Wahab untuk merekrontruksi pemikiran para pengikut gerakan ini agar sama-sama berjuang dalam pendirian Negara Islam di Mindanao. Dari sana bisa dilihat bahwa Kelompok Maute ini salah satu yang mengikuti ideologi Wahabi. Apalagi pada April 2015 dimana Maute aktif di media sosial sedang menggunakan atribut ISIS. Entah mereka memang sudah berbaiat atau belum karena menurut Ashley Acedillo, Tindakan yang dilakukan oleh Maute bahkan yang ada di Marawi bukan termasuk rencana dan restu dari ISIS itu sendiri.

Melainkan sebuah upaya Maute yang berkerja sama dengan Hapilon untuk menarik perhatian teroris internasional tersebut. Ia menambahkan jika hal itu tidak akan terjadi karena Maute ini lebih kecil dibandingkan dengan pemerintah filipina sendiri. Jadi bisa dikatakan perbuatan anarkis mereka adalah sebuah pesan untuk manusia yang berpaham sama agar bergabung dan menyiratkan bahwa "kita bisa melakukan hal yang lebih besar jika bersama-sama".

Perihal kucuran dana yang pasti berasal dari donasi para penganut Wahabi dan Keluarga Maute sendiri yang terbilang kaya raya dengan perusahaan kontraktor sang Ibu yaitu Farhana Maute. Banyak serangan yang dilakukan oleh kelompok militan ini diantaranya  penyerangan pos perbatasan di Kota Madalum, Lanao Del Sur pada 2013, penculikan dan pemenggalan 2 pekerja tambang pada April 2016, penyerangan Penjara Butig untuk membebaskan anggota yang ditahan disana pada 28 Agustus 2016,pengeboman pasar di kota Davao (14 tewas dan 70 luka) pada 2 September 2016, upaya pengeboman kedutaan besar AS di Filipina pada 25 November 2016, penyerangan dan pendudukan Kota Marawi bersama Abu Sayyaf pada 23 Mei 2016, dan masih banyak yang lainnya.

Abdullah dan Oemar Maute ini lahir dari keluarga kaya. Sang ibu yaitu Farhana Maute dikenal sebagai kontraktor besar sekaligus broker politik yang handal. Ayah mereka bernama Cayamora ini adalah petinggi dari MILF yang menjadi salah satu alasan masuknya Abdullah dan Oemar ke dalam organisasi MILF sebelum mereka mendirikan Dawlah Islamiyah. Alasan keluarnya dua bersaudara ini diakibatkan ketidaksetujuan perdamaian yang dilakukan oleh MILF dengan pemerinntahan Filipina.

Abdullah dipastikan tewas pada 7 Agustus 2017 karena terkena serangan udara dari militer Filipina pada pertempuran Marawi bersamaa dengan ke lima saudaranya. Sedangkan Oemar Khayyam Maute tewas pada 16 Oktober 2017, sebulan setelah kematian saudaranya. Setelah semua saudara Muate tewas, organisasi ini tetap berjalan sampai hari ini sebagai kelompok keamanan sewaan di daerah Butig, Lanao Del Sur. Kelompok Maute sudah meredup dan tidak dikenal sebagai teroris atau kelompok militan yang ingin merdeka dengan syariat Islam seperti sebelumnya.

Sumber:

Maute group  

Trishia Billiones, " Maute Group Not Accredited By Terror Group ISIS, Says Analyst" terbit pada 25 Mei 2017

John Unson, "Meet the Maute brothers: 2 radicalized OFWs" terbit pada 25 Mei 2017

Maute Group Dan Jaringan Keluarga Dalam Kelompok Islam Radikal Di Filipina Selatan

Tandio, Yolanda, Idin Fasisaka, and N W R Priadarsini, 'Faktor Pendorong Moro Islamic Liberation Front (MILF) Untuk Menandatangani Framework Agreement of Bangsamoro (FAB) Dengan Pemerintah Filipina Pada Tahun 2012'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun