Mohon tunggu...
Naufal Ananda Putra
Naufal Ananda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Sebagai Calon Sejarawan, Saya akan bagikan konten-konten berbau sejarah dari yang Islam sampai Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ali Jinnah, Pendiri Negara Pakistan

16 Mei 2023   22:35 Diperbarui: 16 Mei 2023   22:40 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah negara hasil pemisahan India pada 14 Agustus 1947 ini tak lepas dari peran besar seorang politikus bernama Ali Jinnah. Dan jauh sebelumnya organisasi politik yang dibentuk oleh para Elit Muslim berpendidikan barat yaitu Liga Muslim se-India (All India Muslim League) yang telah terbentuk pada tahun 1906. Organisasi ini lah yang menjadi jalan utama sekaligus alat bagi terciptanya Negara Pakistan.

Kelompok politik ini bermaksud untuk memperjuangkan kepentingan budaya, agama, dan ekonomi kaum Muslim di India. Hal itu sangat diperlukan karena pada saat itu organisasi nasionalis Hindu sedang tumbuh secara signifikan dan diharapkan dengan begitu hak Muslim tidak sampai terebut oleh mereka. Namun, sayangnya kalangan Hindu ekstrem malah memunculkan Gerakan Suddhi dan Sangathan yang berniat untuk memaksakan perpindahan agama bagi kaum Muslim.

Dalam dunia politik tidak terlepas pula dari dominasi mayoritas Hindu yang menyesakkan Muslim India kala itu. Dari sana lah Muhammad Ali Jinnah yang menjabat sebagai ketua Liga Muslim menyadari bahwa setelah merdeka tidak ada jaminan hak Muslim bisa terlindungi. Dengan demikian Liga Muslim memutuskan untuk membuat negara terpisah dari India barat laut dan barat daya bermayoritaskan Muslim yang akan dinamakan Negara Pakistan.

Riwayat Hidup

Ia lahir dari keluarga menengah ke atas di daerah Karachi, ayahnya adalah seorang saudagar bernama Jinnah Bhai. Sang ayah terlihat berharap besar kepada Ali Jinnah yang bisa dilihat dari Pendidikan Ali yang begitu diperhatikan dan ditata olehnya. Saat usia 10 tahun ayahnya mengirim Ali ke Bombay selama 1 tahun lalu kembali lagi ke Karachi di Sind Madrasatul Islam (setingkat SMP). Lalu Ia lanjut ke sekolah menengah atas di Mission High School.

Jinnah Bhay berniat mengirim Ali ke London untuk belajar bisnis atas saran kawannya Frederick Leigh Crof. Tetapi, sesampainya di London pada usia 16 tahun Ali Jinnah memiliki ketertarikan pada hukum dan Bersiap untuk menjadi seorang pengacara. Pada 1896, gelar sarjana dari London telah berhasil dikantonginya. Pada awal karirnya di Bombay, seorang jaksa agung Machperson menaruh minat padanya dan memperbolehkan dirinya untuk mengakses perpustakaan pribadi miliknya.

Karir politik Ali Jinnah melejit setelah kongres Kalkuta (1906) saat menjadi sekretaris presiden dan saat mendampingi Gopal Krishna Gokhale pada kunjungan ke Inggris (1903). Kala itu namanya sudah tersohor sebagai tokoh muslim dan digadang-gadang sebagai pemimpin masa depan.

Perjuangan Liga Muslim

Awalnya Jinnah tidak terlibat ke dalam Liga Muslim karena memang pada awalnya mereka amat patuh dan terkesan berpihak pada penjajah (Inggris). Hal itu tampak dari tujuan pendiriannya untuk melindungi dan meningkatkan hak-hak politik dan kepentingan Muslim, dan menyalurkan kepentingan-kepentingan dan aspirasi-aspirasi mereka kepada pemerintahan Inggris.

Barulah di tahun 1913 saat Liga Muslim merubah haluannya sebagai penerima ide pemerintahan sendiri bagi India sebagai tujuan perjuangan. Saat itu lah Ali Jinnah terjun ke dalamnya.

Pada 1936, pertama kalinya Liga Muslimin ingin mengikuti pemilu atas namanya. Setahun berikutnya saat pemilihan dilaksanakan hasilnya jauh dari perkiraan. Liga Muslimin kalah jauh dari pada Partai Kongres. Karena kejadian ini Partai Kongres malah tidak menganggap Liga Muslimin dan banyak mengabaikan aspirasinya di dalam diskusi. Pengalaman sebagai minoritas yang tertindas haknya ini lah yang membuat Ali Jinnah mengganti haluan politiknya.

Ia mulai hilang percaya terhadap Partai Kongres. Jika ini diteruskan, Ali Jinnah mulai yakin di masa depan nasib kaum Muslim sebagai minoritas akan semakin ditindas oleh kaum Hindu yang mayoritas berdasar tindakan dari Partai Kongres ini. Ali Jinnah berpikir bahwa kemerdekaan kaum Muslim hanya bisa dicapai dari pemisahan Muslim dan Hindu yang berarti pembentukan negara baru.

Tujuan yang jelas sudah digenggam oleh Liga Muslimin bersamaan dengan banyaknya isu penindasan kaum Muslim karena Hindu. Hal ini membuat Liga Muslimin mendapat banyak dukungan dari Muslim India begitu pula Partai Kongres yang semakin berkurang massanya. Bahkan ada yang mulai menyebrang untuk mendukung Liga Muslimin dan ada sebagian yang mundur dari politik.

Kondisi yang berbalik ini semakin mempercepat terbentuknya negara Pakistan. Apalagi pada hasil pemilu 1946, di wilayah Assam Liga Muslimin mendapat 31 dari 34 kursi dan di Sindi mendapat 29 dari 31 kursi yang ada. 

Hal ini membuat kedudukan Ali Jinnah pada perundingan bersama Kongres India dan Inggris mengenai masa depan Muslim di India semakin kokoh. Setahun kemudian, Inggris menyerahkan kedaulatan kepada dua konstitusi. Pertama adalah India dan yang kedua yakni Pakistan yang mengangkat Ali Jinnah sebagai Gubernur Jendral dan mendapat gelar Qaid-i-Azam (pemimpin besar).

Begitulah perjalanan panjang yang hampir seperti tak berujung yang dialami oleh Ali Jinnah sebagai seorang politikus Muslim yang hidup di tengah mayoritas Hindu. Walaupun Ia berhasil membentuk Negara Pakistan, Ali Jinnah sendiri hanya menikmatinya dalam setahun saja karena pada 1948 Ia telah meninggal dunia karena sakit.  

Benar atau tidaknya keputusan dari Liga Muslim ini kembali kepada penilaian masing-masing pembaca. Namun sampai hari ini definisi utama sendiri dari Negeri Muslim sendiri belum sepenuhnya terintepretasikan. Bukankah banyak Negara "non-Muslim" justru memiliki nilai-nilai keislaman dan ada pula Negara Muslim yang mencapai kedaulatan dengan kekerasan? Bukankah kita sepakat bahwa Islam adalah rahmat? Maka apa itu sebenarnya Negara Muslim itu sendiri?

Wallahu a'lam.

Sumber:

Muhammad Ruslan. (2012) "Pemikiran Pembentukan Negara Pakistan" Tesis, Sumatera Utara    

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun