Mohon tunggu...
Naufal Al Zahra
Naufal Al Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UNSIL

Dari Sumedang untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Melacak Turki Utsmani di Alam Pikiran Diponegoro

29 April 2022   17:00 Diperbarui: 10 Mei 2022   15:59 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Abdul Hamid I, (Sumber gambar: Wikipedia English).

Diponegoro adalah orang yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana tatanan kehidupan Keraton Yogyakarta berubah dengan cepat.

Diawali dari kedatangan Gubernur Jenderal H.W. Daendels yang dinilai merendahkan martabat adat keraton. Kemudian, disusul dengan kedatangan Letnan Gubernur T.S. Raffles dari Inggris yang menimbulkan huru-hara di lingkungan keraton, serta masih banyak hal lainnya yang menurut penilaian Diponegoro merupakan serangkaian penyimpangan yang di luar batas wajar.

Pangeran Diponegoro dan Pengaruh Turki Utsmani

Dinamika yang terjadi dalam kehidupan Diponegoro dan Keraton Yogyakarta sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari konteks dinamika internasional. Kala itu,  dua kekuatan global sedang bersaing di atas percaturan politik dunia.

Salah satu kekuatan global yang dimaksud adalah Turki Utsmani yang menjadi representasi kekuatan Islam di dunia. Kendati, hegemoninya tidak sebesar layaknya setelah Penaklukan Konstantinopel. Akan tetapi, sebagai penyandang gelar Kekhalifahan Islam, ia tetap dihargai oleh bangsa-bangsa lain.

Peter Carey dalam buku Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro, 1785-1855 (2019) menyatakan dengan jelas bahwa Turki Utsmani amat dikagumi oleh masyarakat Jawa.

"Sebagai benteng pertahanan kekuatan Islam di Timur Tengah dan pelindung potensial terhadap ekspansi Kristen dari Eropa, Kekaisaran Ottoman sangat dikagumi di Tanah Jawa.", tulis Peter.

Kekaguman pada Turki Utsmani juga tampak di alam pikiran Pangeran Diponegoro. Hal ini dapat dilihat sebelum menyatakan perang terhadap Belanda, ia memproklamasikan diri sebagai ratu adil (mesias) yang menyandang gelar mirip seperti penguasa Turki Utsmani.  Ia menggunakan gelar Sultan Ngabdulkamit Erucokro Sayidin Panatagama Kalifat Rasulullah.

Sekaitannya dengan penggunaan gelar tersebut, Peter Carey dalam bukunya mengutip pendapat M.C. Ricklefs, mungkin Pangeran Diponegoro terinspirasi dari Sultan Turki Utsmani yang bergelar Abdul Hamid I. Sultan tersebut dikenal sebagai Khalifah dalam dunia Islam yang memerintah pada akhir abad ke-18.

Sultan Abdul Hamid I, (Sumber gambar: Wikipedia English).
Sultan Abdul Hamid I, (Sumber gambar: Wikipedia English).


M.C. Ricklefs juga menambahkan hal itu juga  dipengaruhi oleh referensi Diponegoro sendiri yang mengetahui legenda Sultan Ngrum. Seorang penguasa Turki yang disebut-sebut berjasa mendirikan perkampungan di Pulau Jawa dan mengusir roh-roh jahat dalam ramalan Jayabaya dan kisah Aji Soko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun