Mohon tunggu...
Naufal Al Zahra
Naufal Al Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UNSIL

Dari Sumedang untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenangan di Balik Konferensi Asia-Afrika

18 April 2022   07:30 Diperbarui: 18 April 2022   07:34 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak luar Gedung Merdeka Bandung, lokasi penyelenggaraan KAA. (Sumber: Wikipedia Indonesia).

Tanggal 18 April merupakan hari istimewa bagi bangsa Indonesia. Bertepatan pula pada hari Senin, Presiden Sukarno berpidato di hadapan para delegasi negara-negara Asia dan Afrika untuk membuka acara Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Gedung Merdeka Bandung. Kala itu almanak menunjukkan tahun 1955.

Roeslan Abdulgani, salah seorang staf Departemen Luar Negeri Indonesia yang berperan penting dalam persiapan maupun pelaksanaan KAA menulis dalam buku The Bandung Connection (2018), bahwa dipilihnya tanggal 18 April sebagai waktu pembukaan KAA menyimpan sebuah kenangan menarik.

Potret Roeslan Abdulgani, (Sumber gambar: Wikipedia Indonesia).
Potret Roeslan Abdulgani, (Sumber gambar: Wikipedia Indonesia).

Kejepit antara Dua Waktu Sakral Umat Beragama

Pada awalnya KAA hendak dibuka pada pekan terakhir April 1955. Akan tetapi, setelah memeriksa kembali almanak, pekan terakhir April tahun itu, sekitar 24 sampai 25 April 1955 sudah masuk bulan suci Ramadhan. Panitia khawatir apabila negara-negara dengan mayoritas umat Islam tidak berkenan hadir.

Panitia mencoba untuk melihat kemungkinan lain pada pekan kedua atau ketiga April 1955. Namun, rupanya tidak memungkinkan juga pasalnya 15 April 1955 bertepatan dengan hari suci agama Budha. Kemungkinan besar negara-negara seperti Burma, Thailand, dan negara-negara Indochina lainnya tidak akan menghadiri KAA.

"Kita merasa berada di tengah-tengah 'jepitan' antara hari sucinya agama Budha dan agama Islam: Tak ada pilihan daripada menentukan 18 April 1955, hari Senin, sebagai tanggal pembukaan konperensi", tulis Roeslan.

Dengan hanya ada satu opsi waktu yang paling memungkinkan, panitia konferensi berharap agar KAA dapat selesai pada 23 April 1955.

Ide Brilian Roeslan Abdulgani

Kenangan menarik lainnya yang diceritakan Roeslan Abdulgani selama masa persiapan KAA ialah soal munculnya kekhawatiran dari media-media Amerika Serikat. Ia mengisahkan, sebelum KAA dimulai, muncul narasi di Amerika bahwa kolonialisme dan imperialisme Barat bakal menjadi satu topik yang menjadi bahan bulan-bulanan peserta KAA di Bandung.

"Apalagi akan hadirnya RRC. Ini akan merugikan kedudukan Amerika di Bandung", ungkap Roeslan.

Sebagai pihak penyelenggara, Roeslan Abdulgani berpikir cukup keras agar Amerika tidak merasa terusik dengan penyelenggaraan KAA di Indonesia. Lantas, terbit dalam benak Roeslan untuk mengaitkan momentum KAA dengan peristiwa penting dalam almanak Amerika Serikat yang bertepatan pada 18 April.

"Sekonyong-konyong saya teringat akan tanggal 18 April dalam sejarah Revolusi Amerika. Persisnya saya lupa. Tapi ingatan saya ada apa-apa pada tanggal 18 April di Amerika dulu, sewaktu Amerika berevolusi pada akhir abad ke-18."

Untuk memastikannya, Roeslan menghubungi Hughes Cummings, Dubes AS untuk menanyakan data peristiwa-peristiwa bersejarah Amerika yang terjadi pada bulan April. Akhirnya ia diberi sejumlah buku referensi dari Dubes AS itu dan sampailah ia pada sebuah penemuan yang memvalidasi bahwa memang terdapat peristiwa penting dalam sejarah Amerika pada tanggal 18 April itu.

Roeslan menemukan sebuah data dari referensi pemberian Dubes AS itu bahwa pada 18 April 1775, di tengah suasana Revolusi Kemerdekaan Amerika Serikat, seorang patriot muda bernama Paul Revere menunggangi kuda yang berlari kencang pada tengah malam dari pelabuhan Boston, kota Concord untuk membangkitkan semangat perlawanan orang-orang perindu kebebasan terhadap tentara Inggris.

Momentum itu didokumentasikan oleg Henry Wadsworth Longfellow, seorang penyair dalam sebuah syair berjudul Tales of Wayside Inn: Paul Revere's Ride.

Roeslan lekas menawarkan narasi perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme dalam tarikh Amerika ini pada Presiden Sukarno untuk dijadikan bahan pidato pembukaan KAA.

"Presiden Sukarno ternyata menyetujui saran ini", kenang Roeslan.

Atas ide brilian dari Roeslan Abdulgani itulah Presiden Sukarno menyampaikan pidato pada pembukaan KAA. Roeslan menuliskan penggalan teks pidato Sukarno yang menyinggung soal hari bersejarah Amerika itu.

"The battle against colonialism has been a long one, and do you know that today is a famous anniversary in that battle? On the 18th day of April 1775, just 180 years ago, Paul Revere rode at midnight through the New England countryside, warning of the approach of British troops and of the opening of the American War of Independence, the first successful anti-colonial war in history.", tulis Roeslan.

Pidato Presiden Sukarno di hadapan delegasi negara-negara Asia - Afrika dan pers internasional saat itu menuai banjir apresiasi. Dalam hal ini, secara pribadi, Roeslan Abdulgani merasa senang karena dapat menyenangkan hati Hughes Cummings, Dubes AS yang telah memberinya referensi ihwal sejarah Amerika.

"Saya merasa senang dapat memuaskan beliau", kenang Roeslan dalam bukunya.

Tak hanya Roeslan Abdulgani saja yang merasa senang. Tentu, segenap bangsa Indonesia juga ikut senang atas diselenggarakannya KAA di Kota Kembang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun