Sudah dua tahun ini mahasiswa melaksanakan perkuliahan online yang lebih dikenal dengan istilah ''daring'' karena kasus pandemic covid-19 masih belum terkendali. Apalagi saat ini ada varian yang terbaru lagi dari covid-19, tidak tahu sampai kapan pandemic ini akan berakhir.
Untuk mahasiswa pada umumnya mungkin tidak ada kendala dengan proses pembelajaran online, kecuali untuk mahasiswa yang tempat tinggalnya diperdalaman, tentunya ada kendala signal, sehingga pembelajaran tidak maksimal.
Berbeda halnya dengan mahasiswa difabel tuli yang tidak bisa mendengar tentunya sangat kesulitan dalam mengakses pelajaran/materi perkuliahan, karena bagi difabel tuli komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, bahasa isyarat yaitu pola komunikasi dengan menggunakan tangan dan bahasa tubuh.
Dengan berkembangnya teknologi, saat ini ada aplikasi di smartphone android ''text to speech atau transcribe'' aplikasi ini sangat membantu sekali mahasiswa difabel tuli dalam mengakses materi kuliah, aplikasi ini dapat di download dan tidak memerlukan biaya.Â
Aplikasi ''text to speech atau transcribe'' ini mengkonversi dari suara ke dalam tulisan, sehingga mahasiswa difabel tuli dapat memahami materi yang disampaikan oleh dosen, cara menggunakannya yaitu dengan menaruh smartphone dekat laptop, sehingga apapun yang dosen jelaskan akan berubah menjadi tulisan.Â
Walaupun memang selalu ada, kadang-kadang apa yang di ucapkan oleh dosen tidak jelas sehingga kata yang muncul di layar handphone menjadi salah, namun walaupun demikian aplikasi ini sangat membantu sekali.
Seperti yang saya alami sendiri, saya mahasiswa difabel tuli semester dua di salah satu penguruan tinggi islam negeri di Yogyakarta, dengan adanya aplikasi text to speech saya merasakan sekali manfaatnya.Â
Walaupun  kadang-kadang ada kata-kata yang kurang saya fahami, kalaupun ada kata atau bahan yang saya kurang fahami, saya minta bantuan kepada orangtua atau kakak saya.
Untuk berkomunikasi dengan sesama difabel, saya suka menggunakan vc (video call), karena untuk sesama difabel tuli biasa menggunakan bahasa isyarat, dan ini sangat menyenangkan, saya dapat berkomunikasi dengan teman walaupun berjauhan tempatnya, saya tinggal di Bandung sedangkan teman saya tinggal di Yogyakarta.
Kalau menurut saya sebagai seorang tuli, pembelajaran daring/online ini, dengan adanya text to speech atau transcribe sangat membantu sekali, tapi kadang membosankan juga karena saya tidak bisa bergaul/berinteraksi dengan mahasiswa lain pada umumnya di kampus, bahkan sampai saat ini saya belum pernah menginjakan kaki di kampus, semoga saja pandemic ini cepat selesai, sehingga saya dapat merasakan suasana kuliah di kampus dan bergaul dengan mahasiswa, mahasiswi lainnya.