Mohon tunggu...
naufal __frds
naufal __frds Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pancasila

Aku suka mendaki gunung melewati lembah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Berkelana menggapai atap gunung yang terkenal sakral dan mistis yaitu GUNUNG LAWU

19 September 2022   21:58 Diperbarui: 19 September 2022   22:08 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret warung mbok yem dikala siang hari

Mungkin karena Pos 4 ini berada diketinggian 2.550 mdpl sehingga suasanya berbeda dibanding dengan di Pos 3 atau Pos 2. Kami sendiri tidak berlama-lama istirahat di Pos 4 kira-kira hanya 30 menitan.

Catatan: Ada satu hal yang hampir lupa saya jelaskan di jalur pendakian via Cheto ini. Hampir di setiap pos selalu ada tempat khusus untuk menaruh sesajen. Beberapa saya melihat ada bekas dupa dan bunga di sana mungkin bunga mawar. Selain dupa dan bunga juga ada seserahan makanan seperti beras dan sebagainya.

Sore Menjelang Malam dan Disambut Kabut dan Hujan

Usai istirahat di Pos 4, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 5. Rencananya rombongan dari UIN Tangsel ini ingin mendirikan tenda di Pos 5 sementara saya ingin mendirikan tenda di Gupak Menjangan agar perjalanan menuju nanti puncak tidak terlalu jauh. Tetapi semua melihat situasi dan kondisi mengingat jam sudah menunjukkan pukul 15.45 WIB.

Berdasarkan keterangan peta, perjalanan dari Pos 4 menuju Pos 5 cukup jauh kira-kira sekitar 80 menit. Terlebih jika berjalan dengan santai seperti ini, perkiraan kita baru sampai sekitar pukul 17.20 WIB. Jalur dari Pos 4 ke Pos 5 ini juga merupakan yang terjauh jika dibanding dari basecamp ke Pos 1, Pos 1 ke Pos 2, dan Pos 3 ke Pos 4. Kurang lebih jaraknya sekitar 824 meter dengan medan terjal.

Karena asyiknya rombongan dari UIN ini, sampai-sampai membuat lupa jika saya saat itu sedang mendaki seorang diri. Perlahan tapi pasti saya mulai berbaur dan mengobrol dengan mereka tidak seperti dalam perjalanan dari Pos 3 ke Pos 4 yang masih sedikit canggung.

Kabut di Gunung Lawu ini akhirnya kembali datang, namun kali disertai dengan rintik air. Sekitar pukul 16.40 WIB kabut semakin tebal dan rintik air juga semakin banyak. Ketika itu saya berfikir mungkin ini hanya air dari kabut tapi ternyata salah. Rintik air itu bukanlah air kabut tetapi memang akibat hujan.

Dalam pendakian ini saya hanya membawa satu jaket tebal berwarna hitam. Jaket ini sangat spesial karena anti air dan juga ada bulu angsanya sehingga sangat hangat begitu dipakai. Tapi satu kekurangan jaket ini yaitu memiliki berat yang berbeda dibanding jaket biasa. Karena carrier ini sudah penuh, jelas saya tidak bisa memasukkan jaket itu sehingga saya akali dengan cara diikat dari belakang carrier dan terlihat seperti orang sedang memeluk.

Ternyata ada satu pendaki yang ketakutan ketika melihat saya berjalan dengan posisi seperti itu. Dia adalah seorang pendaki wanita dari rombongan Yogyakarta. Saya dan dia sebenarnya sudah berpapasan sebelumnya di Pos 3. Namun karena saya terlalu lama istirahat, mereka melanjutkan perjalanan duluan.

Kemudian kita kembali berpapasan di tengah perjalanan dari Pos 4 menuju Pos 5 sekitar pukul 16.50 WIB. Entah apa maksudnya tapi dia nyeletuk ketakutan ketika melihat saya.

"Mas, jangan kayak gitu bawa jaketnya saya takut, masnya kayak lagi ngegendong orang. Hati-hati loh mas," ucap dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun