Mohon tunggu...
naufal __frds
naufal __frds Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pancasila

Aku suka mendaki gunung melewati lembah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Berkelana menggapai atap gunung yang terkenal sakral dan mistis yaitu GUNUNG LAWU

19 September 2022   21:58 Diperbarui: 19 September 2022   22:08 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret berada di gupakan mendjangan menuju Pasar Dieng/Pasar Setan

"Serius mas sendirian? Gila, enggak takut apa? Apa sebelumnya sudah pernah mendaki sendirian?" tanya dia.

"Ya belum lah, ini aku baru pertama naik sendiri, yah itung-itung cari pengalaman dan menenangkan diri dari kerjaan dan juga doi haha," jawabku.

Akhirnya kita berbincang-bincang sedikit dan berkutar kontak siapa tahu dalam perjalanan berikutya kami bisa menanjak bareng.

Solo Hiking dari Basecamp Cetho Menuju Pos 1

Pendakian Gunung Lawu baru dibuka pukul 07.00 WIB. Saya sangat antusias karena cuaca pagi ini sangat cerah, tidak ada hujan, tidak ada kabut, dan puncak terlihat dengan sangat jelas. Rasanya seperti Gunung Lawu memberikan restu dan karpet merah kepadaku untuk masuk ke dalam sana.

Setelah cukup istirahat dan memastikan barang-barang lengkap saya langsung tancap gas melakukan pendakian. Sebenarnya, pendakian yang sudah-sudah biasa saya baru jalan sekitar pukul 10.00 WIB atau setelah zuhur bahkan terkadang malam. Tetapi mengingat kali ini saya mendaki sendiri, mau tidak mau harus berangat sepagi mungkin agar perjalanan lebih aman terlebih gunung yang didaki adalah Gunung Lawu.

Biaya simaksi Gunung Lawu adalah Rp 20 ribu. Tapi ada sedikit catatan, karena COVID-19 seharusnya petugas di basecamp menerapkan protokol kesehatan ketat yakni meminta surat bebas COVID-19 atau minimal surat keterangan sehat, tetapi kala itu saya tidak diminta menunjukan surat itu.

Saya positif thinking mungkin petugas jaga di basecamp sudah percaya kalau para pendaki dalam keadan sehat. Tapi entahlah, hanya mereka yang tahu.

Setelah mengurus simaksi saya diberi satu peta pendakian Gunung Lawu. Dalam peta dijelaskan ada 5 pos utama di jalur Cetho dan beberapa pos kecil. Urutannya mulai dari basecamp - Candi Cetho - Candi Kethek - area camp - Pos 1 - Pos Bayangan - Pos 2 - Pos 3 dan sumber air - Pos 4 dan area camp - Pos 5 - Gupak Menjangan - Telaga - Batas Sabana - Pasar Dieng - Mbok Yem - Hargo Dalem dan Puncak Hargo Dumilah.

Petugas basecamp itu mengatakan, suasana Gunung Lawu akhir-akhir ini cukup baik dan cerah. Ia memberikan saran jika kabut turun lebih baik berhenti sejenak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, dia mengatakan agar mendirikan tenda di Pos 3, Pos 5, atau di Gupak Menjangan dia tidak merekomendasikan mendirikan tenda di Pos 4.

Kebetulan sekali meski saya mendaki seorang diri ternyata hari itu ada beberapa rombongan lain yang mendaki Lawu. Saya bertemu dengan dua orang bapak-bapak dari Kediri namanya Pak Miko dan satu lagi saya lupa namanya. Ah lega sekali rasanya, ternyata saya tidak benar-benar sendirian mendaki gunung ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun