Mohon tunggu...
Naufal Jihad
Naufal Jihad Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

meditasi/menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kebingungan Pemilih Menjelang Tahun Politik 2024

13 Desember 2023   05:52 Diperbarui: 13 Desember 2023   06:00 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Setelah melewati dinamika yang cukup panjang, akhirnya Indonesia kembali menggelar pesta demokrasi yang menjadi satu hal penting dan berpengaruh besar bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, khususnya pada aspek sosial-politik. 

Menariknya lagi, momen ini terlihat berbeda daripada tahun politik sebelumnya karena menjadi momentum berakhirnya masa jabatan kepresidennya Joko Widodo yang telah menjalani pemerintahan selama dua periode atau dalam waktu sepuluh tahun belakangan ini. Dengan berakhirnya pemerintahan Jokowi, tentu saja Indonesia harus memilih sosok kepala negara yang baru untuk melanjutkan jalannya roda pemerintahan di Indonesia.

Perlu digarisbawahi disini bahwa kita melihat secara langsung bagaimana isu-isu politik menjelang pemilihan umum tahun 2024 hingga saat ini terus bergulir, mulai dari koalisi partai politik, kemudian pencalonan nama bakal calon presiden dari koalisi partai politik, hingga pada penentuan bakal calon wakil presiden yang menurut pandangan penulis cukup banyak mengalami dinamika. 

Walaupun pada akhirnya kita melihat hasil akhirnya terdapat tiga bakal calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung pada pemilihan umum tahun 2024 mendatang. Tiga pasangan calon tersebut yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), kemudian Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Ketiga pasangan calon di atas merupakan tokoh-tokoh yang rasanya tidak asing bagi masyarakat Indonesia saat ini, karena sebagian besar mereka merupakan aktor politik yang memiliki latar belakang pemegang posisis yang cukup strategis pada masa pemerintahan Jokowi. 

Uniknya pada pemilihan kali ini, terdapat tiga pasangan calon yang notabene merupakan tokoh-tokoh yang dapat dikatakan baru memulai atau ikut dalam kompetisi pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden selain Prabowo sebagai tokoh yang tidak asing ketika berbicara pemilu karena keikutsertaannya dalam kontestasi politik seperti ini terhitung kurang lebih sudah tiga kali.

            Tahun Kebingungan

Tanpa memperlebar pokok pembahasan pada penulisan ini, ada beberapa hal yang sekiranya perlu untuk dibahas secara umum bagaimana kita memandang tahun 2024 sebagai tahun politik bagi masyarakat Indonesia. 

Pemilihan umum tahun 2024 khususnya bagi pemilihan presiden dan wakil presiden menjadi satu persoalan yang cukup membingungkan bagi kalangan masyarakat sebagai pemilih. 

Mengapa demikian? Karena bagi penulis pribadi, hal ini wajar terjadi karena dinamika politik yang terjadi hingga saat ini ketika melihat pasangan calon yang telah disepakati oleh koalisi partai politik sekaligus diterima oleh komisi pemilihan umum (KPU) cukup mengejutkan dan tidak disangka-sangka.

Awalnya peta politik yang dibangun oleh beberapa kandidat memang telah banyak memberikan pertimbangan yang cukup panjang bagi pemilih. Bagaimana tidak, sebab ketika nama calon presiden yang telah di isukan selama ini sebetulnya telah memetakan pemilih. Masyarakat pada awalnya sudah menetapkan pilihannya ketika ada tiga nama yang diisukan maju pada pemilu tahun 2024. 

Dengan segala pertimbangannya, tentu saja ini dapat dilihat dan dibuktikan dari pandangan-pandangan masyarakat yang menanggapi dinamika politik selama periode menjelang pemilu tahun 2024. Akan tetapi ada hal yang kemudian menimbulkan kebingungan bagi pemilih, ada peta politik yang secara tiba-tiba berubah ketika calon presiden menetapkan calon wakil presidennya.

Penetapan nama wakil presiden ini cukup berpangaruh besar bagi peta politik atau pilihan politik masyarakat yang akan menentukan kemenangan bagi setiap pasangan calon pada kontestasi politik tahun 2024.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penentuan nama bakal calon wakil presiden bisa mengubah pilihan sekaligus menjadi kebingungan juga bagi masyarakat sebagai pemilih. 

Hal tersebut bukan tanpa alasan mengapa kemudian penulis menyebutkan ini menjadi kebingungan politik ditengah masyarakat, sebab pemilihan sosok wakil presiden yang diputuskan cukup mengejutkan dan sangat tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat atau apa yang prediksikan oleh masyarakat.

            Debat Capres Jadi Solusi?

Jika demikian hal itu menimbulkan kebingungan bagi masyarakat, apakah dengan adanya debat calon presiden dan wakil presiden yang telah disiapkan sebagai panggung bagi seluruh bakal calon akan memantapkan pilihan masyarakat? 

Besar harapan kita adalah debat yang diselenggarakan ini menjadi momentum untuk masyarakat menilai dan meninjau kembali eksistensi pasangan calon yang akan dipilih. Demokrasi menjadi lahan bagi siapa saja untuk bertarung, memberikan gagasan, memberikan pilihan, memberikan sumbangsih untuk negara yang akan menjalani roda pemerintahan sehingga berpengaruh bagi kehidupan masyarakat.

Berdasarkan apa yang telah diamati oleh penulis, debat presiden baru saja dimulai pada tanggal 12 Desember lalu sepertinya memberikan gambaran bagaimana masyarakat akan memutuskan. 

Memang ini menjadi tahap awal, namun ketika melihat debat yang telah dilakukan oleh bakal calon presiden ini sepertinya terkesan lebih mengarah pada track record masing-masing calon presiden. 

Hemat penulis menilai bahwa apa yang menjadi inti dari debat tersebut memang cukup dramatis, karena ada beberap isu yang diangkat oleh masing-masing calon presiden sehingga menimbulkan ketengangan diantara calon presiden yang menjalani debat tersebut.

Apapun hasil dari debat tersebut, masyarakat tentu saja memahami dan terus ingin mengikuti tahap selanjutnya. Karena debat pertama ini memang belum mampu memberikan jawaban atas kebingungan politik yang dirasakan oleh masyarakat untuk memilih pilihannya secara tepat. 

Harapan penulis adalah, debat ini bukan untuk saling menyerang apa yang menjadi kelemahan masing-masing pasangan calon, melainkan lebih kepada perbedatan yang memberikan solusi bagi masyarakat agar mampu memantapkan pilihan politiknya. 

Jangan biarkan debat ini menimbulkan kebingungan yang lebih panjang lagi bagi masyarakat sebagai pemilih, karena image pasangan calon dalam debat politik terkesan buruk dan tidak mencerminkan atau memberikan solusi atas persoalan yang sedang dibutuhkan oleh pemerintahan saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun