Mohon tunggu...
Naufal Muhammad
Naufal Muhammad Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Babi Haram padahal Dagingnya Empuk dan Lezat

23 Februari 2019   00:27 Diperbarui: 1 Juli 2021   11:34 5540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenapa Babi Haram padahal Dagingnya Empuk dan Lezat | gilded gingerbread

dari hasil penelitian juga diperoleh fakta bahwa daging babi merupakan daging yang sangat sulit dicerna karena banyak mengandung lemak, meskipun empuk dan terlihat begitu enak dan lezat, namun daging babi sulit dicerna. Daging kambing dan sapi berada dalam lambung selama 3 jam proses pencernaan, sementara daging babi perlu 5 jam hanya untuk memperoleh hasil pencernaan yang sempurna.

Baca juga: Obat Berbahan Hewan Babi dan Isu Halal-Haram

Menurut sebuah laporan di Los Angels Times, orang china tercatat sebagai konsumen babi terbesar di dunia. Masyarakat disana rata-rata mengkonsumsi 50 kg daging babi pertahun atau dua kali lipat dari orang Amerika. China juga juga sebagai produsen daging babi terbesar di dunia dengan 460 juta ekor babi atau setengah dari total konsumsi babi global, padahal dalam teks china kuno dalam kitab konfusian dari ritus yang berumur 3000 tahun praktek konsumsi babi ini sebenarnya dilarang.

Dari beberapa fakta yang ditemukan oleh para ilmuan yang terpenting adalah bahwa babi adalah hewan yang sangat buruk perilakunya dan sangat menjijikkan dagingnya, terlepas dari daging itu enak dan semacamnya yang jelas memang tidak layak dikonsumsi, apalagi dalam islam yang sudah mengharamkan daging babi dalam kitab suci alqur'an dan hadis, karena mengkonsumsi babi menimbulkan efek terhadap pola perilaku dan membahayakan kesehatan manusia, untuk itu makanlah makanan yang  halal jauhi makanan yang haram agar mendapat pahala dan ridha dari-Nya semoga kita bisa mengambil hikmah atas pengharaman babi bagi umat muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun