Mohon tunggu...
naufal sulthan
naufal sulthan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

asdkasndkas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Kebahagiaan yang Harus Diketahui

27 April 2021   21:47 Diperbarui: 27 April 2021   22:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua di sini pernah merasakan makna dari kehidupuan, pasti para teman-teman pernah merasakanya kan? Kehangatan yang di berikan,membimbing kita untuk mengerti makna dan tujuan kehidupan,membuat ingin melindungi,menjaga,memikul.......walaupun itu terlihat egois......walupun hal itu dapat melukai,......walaupun itu terlihat melukai....walapun itu terlihat membutakan mu...jika jalan itu sudah di tetapkan sebelumnya dan jalan yang harus di jalani sepanjang hidupnya"..I don't know what's right for our lives...., But I know what's truly precious" .

Bahwa kita harus mengethaui setiap manusia memiliki pengertian makna hidup yang berbeda-beda, bahkan setiap orang memiliki hak untuk menetukan kebahagiaanya sendiri, sebuah "kebahagiaan" hanya dapat di rasakan oleh orang yang bersangkutan, memutuskan dan menyangkal kebahagiaan orang lain hanya di karena kan tidak sesuai kriteria mu hanyalah keegoisan pribadi. Begitulah dengan makna hidup seseorang, setiap orang pasti memiliki makna hidup nya sendiri-sendiri walaupun itu sad atau happy, shadow atau light, hitam dan putih tapi itu sangatlah berati bagi bersangkutan.

"Apa makna kehidupan mu"

".. Kehidupan, itu bukan untuk membanding-badingkan bermacam hal"

Apakah teman-teman sudah merasa Bahagia? Seperti apa kebahagian yang teman-teman inginkan?

Kita pasti memiliki makna kehidupan,begitu pula dengan kebahagiaan seseorang di dunia,namun kita di Indonsia Sebagian umat beragama, bagi kita yang memiliki agama Sebagian besar kita mempercayai dengan adanya akhirat, kita mengetahui bahwa kehidupan manusia hanyalah sebentar begitu pula kebahagiaan duniawi, saya sendiri atau mungkin kalian percaya bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya berada di akhirat, tapi  bukan berati saya bisa mencela kebahagiaan seseorang di dunia. 

Begitu pula sebaliknya, dengan berkata kebahagiaan yang sesunguhnya berada di akhirat bukan berati kita harus melupakan kebahagiaan dan masalah duniawi, sebagai umat beragama yang baik kita harus mementingkan keduanya, perlu di kutip bahwa tolak ukur kebahagiaan tidak bisa di lihat dari material,bukan di lihat dari jabatan,tahta atau kekuasaan di karenakan banyak orang kaya yang di mana dia fanatik dengan kerja,kerja,kerja sehingga melupakan kebahagiaan itu sendiri. 

Adapun dengan jabatan yang tinggi yang di mana mereka rentan terkena masalah dan jika masalah itu melebar sehingga membuat rasa ketakutan akan rasa terror dari public. Begitu pula kebahagiaan dapat datang dari hal sepele,seperti berkempulnya dengan keluarga,memberi makan seseorang yang kelaparan dan lainya.

.."Dengan menginggatnya,diriku merasa Bahagia.."

.."Dengan Mengingatnya,diriku merasa senang.."

.."Dia Berkata bahwa akan membuatku Bahagia.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun