Mohon tunggu...
Naufal MAfif
Naufal MAfif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

28 September 2022   15:45 Diperbarui: 28 September 2022   16:25 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Korea Selatan dan Pemimpin Korea Utara

Level Analisa: Regional

Pohon Konflik

Daun Permasalahan (Fear)

Ketakutan yang muncul akibat kabar mengenai pengembangan senjata nuklir dari Korea Utara yang hingga saat ini menjadi sebuah sudut pandang serta konsentrasi antara negara-negara regional.

Batang Permasalahan (Keterasingan Tanah)

Bentuk dari sebuah kepentingan negara (national interest) yang bersifat untuk menghegemoni dan mengambil alih kekuasaan di lingkup mereka sendiri.

Akar Permasalahan (Keadaan Lemah)

Keadaan yang lemah diantara dua kubu tersebut, baik dari sektor stabilitas keamanan dan persenjataan nya maupun dari sektor per ekonomian nya yang rentan membuka celah untuk negara donor.

Konsep dan Teori

Peneliti menggunakan konsep Multi Track Diplomacy yang menyatakan bahwasanya proses terjadinya perdamaian dunia dalam sistem internasional melalui perpaduan dari dari berbagai jalur seperti, Diplomasi jalur pemerintah, kelompok dan individu. Tujuannya agar tercapainya suatu tujuan utama yaitu sebuah perdamaian dengan integritas menggunakan soft power.

Yang dimana setiap aktor dalam dunia internasional memiliki perannya masing-masing dalam penyelesaian isu konflik ini bukan hanya dari pemerintah saja melainkan dari NGO, IGO maupun hubungan bilateral dan Multilateral. Adapun teori yang digunakan yaitu teori Idealisme yang menyatakan bahwa hukum internasional dan moralitas adalah kunci yang sangat berpengaruh dalam peristiwa di dunia internasional.

Level Analisa

Dalam konflik yang terjadi antara kedua belah pihak ini antara Korea Utara dengan Korea Selatan, Konflik ini bukan hanya berfokus kepada permasalahan antar kawasan regional Semenanjung Korea melainkan fokus juga kepada dampak nya kepada konflik yang bersifat terbuka. Konflik antar Regional ini akan berdampak ke Dunia Internasional dikarenakan adanya pengembangan persenjataan dan kemiliteran demi menjaga stabilitas keamanan masing-masing negara. Salah satu kabar yang sekarang dan menjadi sorot dunia adalah pengembangan senjata bom nuklir di Korea Utara serta timbulnya sebuah perencanaan dalam peluncuran bom tersebut.

Resolusi Konflik

Konflik antar kawasan regional di Korea telah terjadi sejak tahun 1950 dan masi berkelanjutan hingga saat ini antara Korea Selatan dan Korea Utara. Salah satu faktor yang menyebabkan konflik tersebut menjadi isu terhangat, penyebabnya yaitu ketakutan yang diperkirakan akan ber implikasi hingga sampai ke dunia internasional. Faktor kedua, dikarenakan adanya sebuah perbedaan kepentingan yang terjadi diantara kedua belah pihak. Serta beberapa aksi yang telah di tunjukkan Baik dari Korea Selatan sendiri yang dimana mereka menjalankan latihan berupa kemiliteran dengan negara Asia-Pasifik yang mana dianggap oleh Korea Utara itu merupakan bentuk dari pancingan. Lalu, dari segi Pemerintahan Korea Utara adanya percobaan misil bom nuklir yang mana dianggap oleh Negara Korea Selatan sebagai salah satu rencana untuk meluncurkan sebuah serangan. 

Dalam Konsep Multi Track Diplomacy menyebutkan Jalur Diplomasi itu seharusnya dapat dilaksanakan dan diterapkan melalui berbagai arah, Baik dari negara, induvidual maupun kelompok. Dalam kasus konflik tersebut, salah satu cara yang dapat digunakan dalam penyelesaian konflik antar dua kawasan regional Korea. Yaitu dengan menggunakan konsep Multi Track Diplomacy. Karena, jikalau suatu negara menerapkan konsep tersebut, maka tidak akan ada kesalah pahaman yang terjadi. Dikarenakan cara penentuan akhir nya melalui berbagai jalur bukan hanya dari beberapa aktor saja yang ikut serta andil dalam menentukan keputusan akhir. Dan akhirnya mencapai tujuan utama yaitu sebuah perdamaian dengan lebih  mengedepankan soft power, serta mengesampingkan hard power.

Menarik kesimpulan diatas, Itulah yang menyebabkan terjadinya sebuah konflik yang dimana jika diakumulasikan akan berujung dengan perang dalam skala besar disebabkan oleh kedua negara tersebut yang saling merasakan ketakutan. Sehingga hingga saat ini dari keduanya pun saling mengembangkan kekuatan militer dan persenjataan masing-masing, baik dari Korea Utara sendiri dan Korea Selatan.

Faktor ketakutan itu pun menciptakan akses yang mudah bagi negara donor dan negara super power dalam memberikan dana dengan berkedok sebagai bantuan dalam proses memberikan dukungan untuk mengembangkan dan memerdekakan negara berkembang. Disamping mereka memberikan bantuan kepada semenanjung korea tersebut, dapat di perkirakan bahwasanya mereka juga pasti memiliki kepentingan nya masing-masing dan akan berganti pandangannya seiring berjalannya waktu dan zaman.

Adapun teori Idealisme yang menyatakan bahwa hukum internasional dan moralitas adalah kunci yang sangat berpengaruh dalam peristiwa di dunia internasional. Dalam kejadian tersebut, bisa dianalisa sesuai dengan variabel dalam idealisme. Bahwasanya setiap aktor memiliki peran penting demi tercapainya kesejahteraan, karena tidak selamanya sebuah konflik di selesaikan dengan peperangan.[8] Dan sangat Memungkinkan untuk bersatu lalu membuat aliansi seperti Negara super power, sehingga kawasan regional Korea pun tidak akan mudah untuk di hegemoni kembali oleh para negara donor seperti Ameika Serikat dan Cina terutama untuk negara Korea Utara. Salah satu faktor terjadinya konflik pun juga dikarenakan Korea Utara merupakan salah satu dari korban geopolitik yang terhempit diantara kedua negara superpower dunia AS dari bagian Selatan sedangkan Cina dari bagian Utara nya. 

Maka dari itu, solusi yang disampaikan yaitu dengan saling memperkuat dari bidang perekonomian dan stabilitas keamanan serta bekerja sama dan membangun aliansi di kawasan regional (Semenanjung Korea). Walaupun Korea Selatan saat ini memang mengalami beberapa hambatan untuk menjalin kerjasama dan membentuk aliansi, maka dari itu harus menggunakan pendekatan trust politic dimana memiliki tujuan dalam perubahan redaksi ketidakpercayaan diantara kedua negara digantikan dengan sebuah redaksi untuk kerjasama dan saling mempercayai satu sama lain.[10] Sehingga, setelah keduanya saling mempercayai maka dapat dipastikan jika konflik terbuka ini akan reda dan kondisi sekarang kian membaik serta tidak akan ada pertentangan ide kembali. Tujuan utama nya yaitu tidak ada peperangan melainkan yang ada sebuah keharmonisasian dalam menjalankan hubungan kerja sama maupun di aktivitas keseharian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun