Mohon tunggu...
Naufal Irsyad
Naufal Irsyad Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum bekerja

se adanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muktamar 48 Membawa Berkah bagi Ali Penjual Tahu Walik

7 Desember 2022   12:53 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:00 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana perjuangan seorang ayah yang hanya berjualan tahu walik mampu menyekolahkan ke dua anak nya hingga ada yang sudah ke jenjang sekolah menengah atas ? Apalagi pendapatan sehari-harinya sering naik turun, ditambah dengan adanya persaingan dagang dengan pedagang lainnya.

Apapun status sosial dan profesinya, semua orang tua selalu menginginkan anak nya sukses dalam hidup. Banyak orang tua melakukan berbagai upaya supaya anak nya bisa berhasil di masa depan. Segala macam pengorbanan dan perjuangan rela mereka berikan untuk anak nya.

Seorang ayah juga memiliki kewajiban serta tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anak-anak nya. Oleh karena itu, sudah kewajiban seorang anak juga untuk taat dan mencintai ayahnya.

Ali, laki-laki  berusia 41 Tahun berasal dari dusun 1, kecamatan gatak, Kabupaten Sukoharharjo, Jawa Tengah. Pekerjaan Ali adalah hanya seorang pedagang Tahu walik, dimana ia mulai berjualan dari pukul 08.00 sampai pukul 18.00 WIB.

Walaupun hidup dengan perekonomian yang terbilang kurang, namun tidak mematahkan semangat Ali untuk menyekolahkan ke dua anak nya hingga kelak lulus SMA. Sejak dulu Ali memiliki tekad yang kuat untuk bisa memberikan pendidikan yang tinggi kepada anak-anak nya tersebut. " ya itu cita-cita saya sejak dulu bisa memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak saya, karena cukup saya saja yang hidup dengan penuh keterbatasan. Jangan sampai anak saya juga merasakan sama seperti saya " Ujar Ali.

Sehingga apa yang menjadi impian Ali semoga bisa tercapai karena anak pertama nya masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atad (SMA), dan anaj kedua sementara masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ali juga menyebutkan bahwa dirinya memulai usaha ini berlangsung selama kurang lebih 6 tahun, namun sebelumnya beliau pernah berprofesi sebagai pedagang siomay keliling. Ali lebih memilih berjualan tahu walik dibanding berjualan siomay keliling karena ia merasa lebih baik membuka usaha kecil-kecilan sendiri daripada ikut orang yang hanya diberi upah sedikit.

"Dulu saya hanya ikut orang berjualan siomay keliling yang hanya diupah sedikit dengan bos saya" Ujar Ali. Usaha memang tidak akan pernah mengkhianati hasil. Berkat semangat dan kerja keras Ali, kini ia berhasil membiayai pendidikan sang anak meskipun pendapatan nya sering naik turun.

Pendapatan Ali ini tergantung dari sepi dan ramainya pembeli. Pendapatan perhari Ali  biasanya dari 120 ribu -- 200 ribu. Namun jika pembelinya sedang sepi dan barang hanya terjual sedikit ia hanya mendapatkan 100 ribu perhari saja.

Pendapatan yang paling tinggi hanya pada saat ada acara tertentu saja, misalnya menjelang hari raya idul fitri, hari raya idul adha, dan pada perayaan akhir tahun karena bisa mendapatkan sekitar 300 ribu -- 350 ribu, seperti sekarang ini pada acara Muktamar Muhammadiyah ke -48 tahu waliknya terjual banyak. Jadi bisa di hitung pendapatan perbulannya kurang lebih 2 juta.

Ali membeli bahan jualannya di pasar terdekat dari rumahnya, sehingga ia bisa mendapatkan harga bahan jualannya yang murah. Ketika ingin belanja kebutuhan dagangnya, Ali selalu menjadwalkan kapan dia akan membeli bahan tersebut.

Ali menjelaskan juga bahwa apabila tahu walik nya laku terjual banyak, ia selalu belanja per minggu karena Strategi nya dalam menyetok bahan agar tidak kosong. Misalnya, minggu pertama dia membeli beberapa kilo kulit tahu,isian tahu walik,minyak goreng,dan bumbu pelangkap dagangan. kemudian minggu kedua juga seperti itu, lalu pada minggu selanjutnya belanja keperluan rumah. Sehingga bisa dikatakan membeli barangnya di angsur dikit demi sedikit.

Semangat dan perjuangan Ali dalam berdagang, tak luput dari doa anak-anak yang terkasih. Tak hanya itu, usaha yang beliau bangun dan meskipun bisa dikatakan pendapatan yang pas-pasan ia berhasil menyekolahkan anak nya hingga Sekolah Menengah Atas. Ali mengatakan jangankan untuk pendidikan, nyawa nya pun rela dia berikan untuk anak-anak nya.

Walaupun pada saat itu, ia banyak sekali mendengar berbagai cacian dan hinaan dari orang sekitar karena impian Ali ingin menyekolahkan anak-anak nya sampai lulus Sekolah Menengah Atas tak membuat Ali gentar dan putus asa, sebaliknya Ali menjadikan itu sebagai motivasi untuk dirinya.

Perjuangan orang tua terutama ayah, sangat berperan penting dan patut kita acungi jempol. Melihat perjuangan Ali dalam menyekolahkan anak nya, membuat kita sebagai anak muda sangat terharu mendengar cerita yang beliau rasakan.

Dapat kita jadikan contoh, bahwasanya kita sebagai anak muda terutama yang sedang mengayom pendidikan terutama di bangku kuliah senantiasa hendaknya selalu bersungguh-sungguh dalam meraih mimpi kalian. Banyak orang yang tidak bisa duduk dibangku kuliah seperti kita. Ingat ada doa dan perjuangan orang tua yang sangat menunggu kesuksesan dari anak-anak nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun