Mohon tunggu...
Naufal AlifMusdiwanto
Naufal AlifMusdiwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menonton film, olahraga, serta belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beteng Semboro, Situs Peninggalan Kerajaan Majapahit di Kabupaten Jember yang Wajib Dikunjungi!

17 Januari 2023   13:00 Diperbarui: 17 Januari 2023   14:19 2326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember, 17 Januari 2022

Gapura Situs Beteng Semboro

Beteng Semboro merupakan sebuah situs berupa candi gapura yang dibangun pada zaman kerajaan majapahit oleh Raja Brawijaya V. Situs ini terletak di Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Letak situs ini sekitar kurang lebih 30 km dari pusat kota

Beteng Semboro memiliki sejarah yang menarik untuk dipelajari. Bermula ketika Raden Fatah yang masih merupakan keturunan Raja Brawijawa V ingin menyerang kerajaan majapahit. Saat itu, kekuatan pasukan Raden Fatah sangatlah kuat, sehingga membuat Raja Brawijaya V berusaha untuk melarikan diri ke daerah selatan Jawa bagian timur. 

Brawijaya beserta para pengikutnya sempat singgah ke tengger, akan tetapi Raden Fatah belum puas mengejarnya hingga ke Tengger. Akibatnya, Raja Brawijaya V beserta para pengikutnya pun masuk ke sebuah daerah lapang di Jember dan mendirikan benteng pertahanan yang tidak lain tidak bukan merupakan beteng semboro. "jadi dulu itu raden Fatah yang masih keturunann Raja Brawijaya V berusaha menyerang majapahit karena ingin sang raja memeluk agama Rasul (Muhammad SAW)". Ucap Abdul Gani selaku juru kunci beteng semboro.

Situs ini awalnya ditemukan oleh seorang warga yang hendak mencari kayu bakar pada tahun 1939. Warga tersebut kaget karena telah menemukan hamparan tanah seluas 5 hektar di tengah hutan. 

Gundukan tanah, puing-puing bangunan dari batu bata dengan tinggi 2,5 meter serta tebal 80 cm merupakan hal-hal yang ditemukan saat itu di tempat tersebut. disalah satu sisi candi tersebut ditemukan sebuah sumur yang tidak pernah kering walaupun di saat musim kemarau sekalipun. Dengan ditemukannya sumur tersebut, para warga sepakat untuk memfungsikannya sebagai tempat bertapa dan pagelaran wayang yang masih dilakukan hingga saat ini.

Abdul Gani mengatakan bahwa tempat ini tidaklah terurus karena faktor usianya yang sudah tua, selain faktor diri Abdul Gani, kurangnya perhatian dari pemerintah daerah adalah penyebab utamanya, tidak adanya dana membuat masyarakat daerah tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengurusi situs bersejarah tersebut. 

Hingga pada tahun 2018, disaat masa pemerintahan dr. Faida, Beteng Semboro resmi dijadikan sebagai Wisata Desa Sidomekar yang alasannya adalah untuk mendukung masyarakat Desa Semboro agar dapat mengembangkannya, selain itu beteng semboro juga diharapkan dapat menjadi salah satu situs edukasi serta pariwisata yang nantinya dapat mengundang wisatawan guna menambah APBD Jember.

Ditulis oleh : Naufal Alif Musdiwanto

Editor            : Naufal Alif Musdiwanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun