Mohon tunggu...
Naufal Syafiq
Naufal Syafiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Debater Arab Staf Pengajar Pesantren Modern

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemuda Rantau dan Cendekiawan

22 Februari 2024   01:56 Diperbarui: 22 Februari 2024   01:56 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://theconversation.com

Di balik perbukitan yang menyimpan cerita-cerita masa lalu, terdapat sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hamparan sawah hijau dan selalu terpancar di bawah Cahaya senja yang merona. Di sana terdapat seorang pemuda yang memiliki tatapan penuh Impian di balik kedalaman matanya. Setiap senja ia berjalan menyusuri tepian sungai yang mengalir dengan tenang, merenungi kehidupan serta memiikirkan takdirnya sebagai seorang pemuda yang terpanggil untuk menjelajahi luasnya dunia seraya terlintas dalam benaknya sebuah pertanyaan " dapatkah diriku menjadi seorang yang sukses dan membanggakan keluarga kecilku ?"

 Pemuda itu  merupakan kelahiran 14 juli 2003 dan berasal dari keluarga sederhana, melihat ayahnya hanyalah seorang saudagar kecil yang merantau jauh ke pulau suwarnadwipa, dimana itu merupakan pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia dengan luas 473.481 km2. Walaupun demikian ia termasuk pemuda yang cukup  beruntung karena dapat hidup di lingkungan keluarga agamis dan hangat akan keharmonisan yang terjalin didalamnya.

Pondok pesantren tradisional di Jawa Tengah, disitulah sang pemuda  menempuh pendidikannya dari sekolah tingkat menengah hingga sekolah tingkat atas. Selama berada di pesantren, ia menjalani hari-hari nya dengan penuh kegigihan dan kesabaran dari setiap langkah kaki yang dipijakkannya. Sebelum melanjutkan petualangannya ke tahap yang lebih jauh, ia telah di bekali berbagai macam cara bagaimana hidup mandiri, disiplin, kuat, dan berani dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan yang ada di hadapanya. Setelah menyelesaikan pendidikanya di pesantren, ia langsung mendaftarkan dirinya ke salah satu perguruan tinggi luar negeri impiannya kala itu, tahapan demi tahapan telah terlewati dan ia jalani dengan rasa penuh semangat dan tawakal atas apa yang telah ia usahakan. Sebenarnya ia telah berhasil melalui segala tantangan dan rintangan yang ada di hadapanya, bahkan bisa dikatakan satu langkah kedepan ia akan menapakkan kakinya di garis finish. Namun, Ketika itu keadaan tak sepenuhnya mendukung apa yang ia impikan untuk berangkat ke perguruan tinggi tersebut, dikarenakan ada satu hal yang tak bisa ia lewati lantaran keadaan keluarga yang kurang mendukung dalam segi finansial. Singkat cerita ia pun melanjutkan serta mengenyam studi pendidikanya pada tahun 2022 di salah satu Universitas Islam yang terletak di ibu kota Indonesia melalui jalur beasiswa.

Walaupun dirinya tak mendapatkan apa yang ia harapkan  untuk melanjutkan pendidikanya ke luar negeri, ia tetap bersemangat dan bahkan bertambah gigih dalam menjalani hari demi harinya, baik itu Ketika berada di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Awal pemuda itu menginjakkan kakinya di Ibu kota Jakarta, ia bertempat tinggal di salah satu kontrakan bersama dua temannya di tempat yang cukup tertutup dan terbilang kecil lagi sederhana, tempat itu ia pilih karena mempertimbangkan dengan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya kala itu. Sampai akhirnya setelah satu tahun  berlalu ia dapat bertempat tinggal di salah satu pesantren modern yang berada di kota tersebut untuk terus mengupgrade pengetahuan serta wawasannya, sekaligus ia pun menjadi salah satu staf pengajar di pesantren tersebut.

Ketika hari kuliah telah aktif ia sangat bersemangat dalam mengikuti mata kuliah yang akan diajarkan di kelasnya, kala dosen itu menjelaskan, ia sangat memperhatikannya sembari mencatat hal-hal penting dan tak lupa manakala ada pembahasan yang belum ia pahami, spontanitas ia langsung tanyakan hal itu kepada dosenya setelah penjelasan selesai disampaikannya, begitupun  hal yang sama ia lakukan Ketika ada beberapa temannya yang sedang presentasi di depan kelas. Setelah jam kuliah selesai ia tak lupa melaksankan ibadah sholat secara berjamaah dengan temannya di mushola dan terkadang juga di kelas nya itu sendiri.

 Selain pemuda tersebut aktif dalam kelas ia pun ikut serta aktif dalam beberapa organisasi internal dan eksternal kampus , salah satu organisasi yang diikutinya adalah ABQORY (club debat bahasa Arab) . Ia cukup aktif di dalamnya dan beberapakali ia pernah mengikuti kompetisi Debat berbahasa arab di tingkat Nasional di kampus-kampus yang ada di Indonesia seperti UIN sunan Gunung Djati Bandung, Univesitas Indonesia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan lain sebagainya, dari beberapa perlombaan yang ia ikuti itu berhasil meraih juara pertama dan sesekali juga mendapatkan juara ketiga, hal  itu merupakan hasil yang cukup mengesankan bagi dirinya yang masih pemula dalam dunia perlombaan debat berbahasa arab tingkat Nasional. Tak berhenti di situ saja, ia pun mengikuti beberapa organisasi eksternal kampus seperti organisasi ke-islaman mahasiswa, organisasi primordial daerahnya dan beberapa organisasinya. Beberapa kali juga ia  turut aktif dalam sebuah kepanitiaan-kepanitiaan dalam event yang diadakan di kampusnya seperti event PMN (Panggung Mahasiswa Nasional) UIN JAKARTA 2023 yang diadakkan oleh Dewan Eksekutif Mahasiwa itu sendiri yang Ketika itu ia di tempatkan di bidang perlombaan debat ilmiah berbahasa Indonesia, kemudian ia juga turut menjadi panitia dalam event Olimpiade Agama, Sains dan Riset (OASE) PTKI II se-Indonesia 2023 yang di selenggarakan oleh Kementrian Agama melalui Direktorat Jendral Pendidikan Islam, dan dalam acara tersebut terdapat 2.387 peserta yang akan berkompetisi dalam 25 jenis mata lomba yang berbeda. Lagi dan lagi ia di tempatkan di bidang perlombaan debat ilmiah, bedanya disini yaitu menggunakan bahasa arab, dalam hal ini ia langsung ditunjuk oleh salah satu dosen yang telah mengetahui kualitas dan kapabilitas yang ada dalam diri pemuda tersebut, oleh karenanya seringkali ia menjadi salah satu panitia termuda  yang ikut andil serta berpartisipasi dalam beberapa event yang diikutinya.

Di samping dirinya aktif dalam dunia organisasi baik internal maupun external ia tak sama sekali mengesampingkan nilai akademik kampusnya, karena ia selalu teringat pesan dari kedua orangtuanya yang jauh disana." Nak, kamu baik-baik disana, jangan lupa dengan sholatmu apalagi kamu pernah menuntut ilmu agama di pesantren dan satu lagi kamu harus terus menjaga nilai ilmu akademikmu agar kuliahmu pun cepat selesai, mengingat bapak kamu juga sudah tidak bisa membiayai kamu lebih banyak lagi, " ujar seorang ibu dengan nada lirih kepada anaknya. Dari situ pun ia tak mau menyia-nyiakan harapan orang tua yang di berikan kepadanya  dan terus berusaha keras merajut Impian yang harus ia capai dengan cara mandiri.

 Seiring berjalanya waktu, Ketika si pemuda itu duduk di penghujung semester pertamanya ia telah di kenal oleh beberapa kaka tingkat ataupun senior dan para dosen di fakultasnya. Suatu Ketika ia dikenalkan oleh kaka tingkat yang bisa di katakan cukup memiliki integritas yang tinggi di fakultasnya, dikenalkannya lah ia dengan salah satu dosen sekaligus bagian dari ketua delegasi Al-Azhar Kairo Mesir untuk Indonesia, beliau bernama Syekh Dr. Fathallah Mohammad Fathallah.

Syekh Dr. Fathallah Mohammad Fatahallah merupakan seorang cendikiawan yang cukup ternama di negara Kinanah Kairo Mesir sana,  beliau sendiri pernah menjadi dosen di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, namun karena jarak rumahnya  dengan universitas tersebut cukup memakan waktu yang lama  beliau lebih memilih untuk mengajar di tempat yang lebih terjangkau dari tempat tinggalnya, di samping itu beliau juga memiliki sebuah Yayasan Pendidikan di sekitar tempat tinggalnya dan di situ pula beliau membagikan dan menyalurkan ilmunya kepada para pelajar yang ada di dalamnya. Selain menjadi ketua delegasi Mesir untuk Indonesia ia pun mengajar di salah satu fakultas adab dan humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau mempunyai fokus disiplin dalam suatu ilmu yaitu pada bagian kebahasaan, bahasa arab lebih tepatnya. Namun, hal ini tidak menafikan beliau juga menguasai dalam bidang ilmu lainya.

Oleh karena nya tidak heran Ketika beliau dijadikan ketua delegasi Mesir kerap sekali di undang di suatu acara, mulai dari pondok pesantren, Yayasan atau Lembaga Pendidikan, hingga ke masjid terbesar yang berada di asia tengggara yaitu Masjid Istiqlal. Dari mengisi  seminar tentang kebahasaan arab, hingga sesekali beliau pun mengisi tausiah tentang pengetahuan agama islam secara umum, seperti peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, Isra' Mi'raj dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun