Mohon tunggu...
Naufal Muhammad Daffa
Naufal Muhammad Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa jurusan Hubungan Internasional

seorang mahasiswa yang berkuliah di UNSRI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara sebagai Bentuk Diplomasi Koersif

1 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 1 Desember 2021   12:03 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Tetapi, yang menjadi alasan utama negara Korea Utara mempertahankan senjata nuklirnya yaitu melindungi keamanan negara terutama dari adanya agresi militer dari Amerika Serikat yang dianggap merupakan ancaman bagi Korea Utara. 

Sehingga Korea Utara melakukan pengembangan senjata nuklir, melakukan uji coba nuklir dan sebagainya sebagai bentuk diplomasi koersif dimana ini merupakan strategi dalam bentuk diplomasi yang mengutamakan penekanan atau ancaman agar pihak lain melakukan hal yang diinginkan oleh pihak yang menggunakan diplomasi ini. 

Dalam kasus ini, Korea Utara yang mengacam balik Amerika Serikat dan juga sekutunya serta diplomasi ini berhasil untuk membawa Amerika Serikat ke meja perundingan dan juga alat jaminan keamanan rezim. Selain itu, program dari pengembangan senjata nuklir dapat meningkatkan keuntungan ekonomi seperti adanya bantuan pendanaan. 

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa aksi yang dilakukan Korea Utara bukan suatu hal yang berlebihan dimana ini merupakan inti dari strategi Korea Utara untuk meraih kepentingan nasionalnya.

Adapun beberapa alasan dari nuklir Korea Utara sebagai bentuk diplomasi koersif yaitu yang pertama adalah ekonomi, perekonomian Korea Utara sudah melemah pada tahun 1990an sebelum adanya pengembangan senjata nuklir disana. Negara tersebut menghadapi berbagai macam masalah dalam mengatasi keseimbangan ekonomi bahkan dimasukkan ke daftar kategori negara miskin. 

Kemiskinan ini disebabkan berbagai faktor seperti hilangnya strategi dalam perdagangan dengan mitranya yaitu Rusia, kurangnya kemampuan Korea Utara dalam impor barang yang dibutuhkan untuk menampung industri negara tersebut sehingga menyebabkan penurunan ekonomi, penurunan dalam sektor Pendidikan dan Kesehatan serta adanya bencana banjir yang diikuti dengan kemarau Panjang dalam beberapa tahun yang berawal pada tahun 1997.

Selain itu, proses bantuan dari PBB yang lama, hutang luar negeri yang tinggi serta GNP yang menurun terus menjadi faktor melemahnya ekonomi negara Korea Utara. Namun dibalik kelemahan itu semua, Korea Utara berhasil dalam mengembangkan beberapa senjata nuklirnya yang dianggap dapat menyaingi canggihnya tekonlogi dari Amerika Serikat. 

Dengan adanya persenjataan ini, Korea Utara dapat membuktikan kepada masyarakatnya dan negara dunia bahwa sehubung dengan perekonomian yang melemah, mereka dapat mengembangkan senjata nuklirnya dan menggunakan persenjataan tersebut sebagai bentuk diplomasi koersif kepada negara – negara di sekitar wilayahnya agar dapat memberikan bantuan ekonomi.

Yang kedua adalah keamanan, Korea Utara adalah sebuah negara yang memiliki wilayah kecil dimana luas wilayah negara ini 120,540 km² yang dibagi menjadi 120,410 km² wilayah daratan dan 130 km² wilayah perairan. 

Artinya jika suatu negara ingin menyerang Korea Utara dengan nuklir, mungkin saja Korea Utara bisa diratakan atau hancur bahkan akan berdampak pada negara – negara disekitarnya. Untuk mengantisipasi hal ini, maka Korea Utara memperkuat persenjataannya melalui pengembangan nuklir agar dapat bersaing dengan negara – negara dengan wilayah yang luas seperti Amerika Serikat. 

Meskipun pada awal tujuan dari adanya pengembangan senjata dan reactor nuklir Korea Utara adalah untuk penelitian. Namun sejalan dengan perkembangan dinamika dari politik internasional, maka Korea Utara pun memanfaatkan teknologi nuklirnya sebagai alat diplomasi, yaitu diplomasi koersif dalam mencapai kepentingan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun