Pada umumnya respon orangtua cenderung negatif sehingga tidak jarang interaksi antara orangtua dan anak menjadi makin renggang. Munculnya berbagai bentuk persoalan emosi dan perilaku pada remaja menunjukkan bahwa usia merupakan salah satu faktor risiko sehingga diperlukan upaya untuk melakukan deteksi dini dan identifikasi problem emosi/perilaku anak sedini mungkin. Jika diabaikan atau tidak tertangani dengan baik, problem emosi dan problem pada remaja akan menjadi semakin buruk dan mengganggu (Harland, Rijneveld, Brugman, Verloove-Vanhorick, & Verhulst, 2002).
Remaja yang kurang mendapat pemenuhan kebutuhan psikis mengakibatkan remaja bermasalah sehingga mudah depresi, sedih, kecewa, mudah marah, cemas dan berperilaku agresif. Hal ini terjadi dikarenakan individu sering merasakan bahwa dirinya tidak memiliki masalah dalam hidupnya dan merasa dalam keadaan bahagia. Pada kenyataannya, banyak kondisi-kondisi kurang menguntungkan yang menggambarkan bahwa kesejahteraan psikologis belum tercapai dengan baik terutama pada remaja (Fitri, Luawo, & Noor, 2017).
Remaja selama di SMA, seluruh aspek perkembangan manusia yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa.Â
Perkembangan Aspek Psikomotorik
Perkembangan aspek psikomotorik menurut Wuest dan Lombardo (Arma abdullah dan Agus Manaji, 1994), perkembangan aspek psikomotor seusia siswa SMA ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan tersebut adalah pertumbuhan tinggi dan berat badan. Pada usia 15-17 tahun lebih cepat atau lebih lambat dari itu, remaja SMA mengalami pertumbuhan cepat. Tulang rangka mengalami perubahan semakin keras, bagian tubuh mengalami pertumbuhan dan pematangan pada kecepatan yang berbeda. Sehingga proporsi antar anggota tubuh kelihatan tidak sempurna. Kondisi ini menyebabkan remaja mengeluh bahwa tubuhnya terlalu gemuk, sehingga terkadang menjadi kendala partisipasinya dalam aktivitas jasmani.
Perkembangan Aspek Kognitif
Perkembangan kognitif menurut Wuest dan Lombardo (Arma Abdullah dan Agus Manaji, 1994), meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapasitas memori dan bahasa, dan pemikiran konseptual. Remaja mengalami peningkatan kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan meningkat.
Perkembangan Aspek Afektif
Menurut Wuest dan Lombardo (Arma Abdullah dan Agus Manaji, 1994) menyatakan bahwa perkembangan afektif pada remaja SMA, mencakup proses belajar perilaku. Pihak yang berpengaruh dalam sosialisasi remaja adalah keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Ketiga pihak tersebut yang sangat berpengaruh adalah teman sebaya. Remaja SMA juga mengalami kondisi egosentris, dimana kondisi ini remaja hanya mementingkan pendapatnya sendiri dan mengabaikan pandangan orang lain. Biasanya remaja menghabiskan waktu berpikir untuk memikirkan penampilannya, tindakan, perasaan serta perhatian. Remaja SMA mengalami perubahan persepsi atas kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa dirinya mampu mengerjakan sesuatu. Sehingga timbul rasa percaya diri.
Karakteristik perkembangan remaja SMA, umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat tersebut.Â
Perkembangan Dalam Sikap Kognitif