Kabut asap adalah kumpulan asap dan kabut yang berkumpul menjadi satu kesatuan yang meiliki nilai kandung halimun airnya lebih besar dari 0.1 milimeter. Kabut biasanya terbentuk ketika kelembaban relatif udara sudah mencapai 100%
Di indonesia sendiri bencana ini sudah terjadi sejak tahu 1997 dan terakhir terjadi pada tahun 2015 yang terjadi sebagian beasar di wilayah Pulau Sumatera terutama di Riau dan Palembang.
Kabut asap sendiri dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Pada faktor alam bisa disebabkan oleh sambaran petir pada hutan yang kering karena dilanda musim kemarau yang panjang, aktivitas vulkanis seperti terkena lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi, dan kebakaran bawah tanah pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah. Sedangkan pada faktor manusia (dan yang paling banyak menjadi penyebab kebakaran hutan) yaitu kelalaian manusia yang membuang puntung rokok sembarangan ke daerah hutan gambut atau lupa mematikan api pada saat berkemah dan perbuatan sengaja membakar hutan untuk membuka lahan.
hal ini akan semakin parah apabila sedang terjadi musim kemarau, hujan yang tak kunjung datang membuat udara semaki tercemar. Tentunya pemerintah harus segera mengambil jalan cepat untuk menyelesaikan masalah ini, biasanya metode yang digunakan adalah dengan melakukan penyiraman oleh helikopter atau yang biasa disebut water boom dan membuat hujan buatan.
Memang jika sudah turun hujan kabut akan semakin menipis dan langit akan terlihat lebih terang. Tapi hal itu malah menimbulkan masalah baru, air hujan yang turun menyapu tebalnya kabut asap membuat air tersebut tak bersih lagi, dan ketika butirannya sudah sampai di permukaan bumi pencemaran air dan tanah lah yang muncul.
Kabut asap menimbulkan banyak dampak negatif bagi masyarakat. kegiatan sehari-hari terganggu karena tidak sehatnya udara, mereka harus menghabiskan banyak waktu di rumah. Penyakit yang ditimbulkan pula beragam seperti batuk dan pilek, sesak napas, mata perih dan merah, dan TBC.
Selain itu, kabut asap yang menyebabkan jarak pandang terbatas menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan, banyak maskapai mengalami kerugian dan para penumpang yang harus rela menunda perjalanan mereka hingga memungkinkannya dilakukan penerbangan.
Di jalan raya pun banyak sekali terjadi kecelakaan lalu lintas. Seperti data yang dirilis Kepolisian Resor Kota Pangkal Raya, beberapa waktu lalu kecelakaan yang terjadi setelah terjadi kabut asap menjadi meningkat dari yang biasanya terjadi tiga kecelakaan dalam sehari yang menjadi minimal lima kecelakaan dalam satu hari. Jadi pengendara harus selalu menyalakan lampu pada kendaraan mereka di perjalanan.
Ditambah lagi, kegiatan ekonomi juga ikut terganggu. banyak para pedagang yang mengeluh berkurangnya pembeli akibat kabut asap. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu narasumber penjual makanan khas Palembang, pempek.
"Ya beberapa bulan ini, ya, karena pembeli kurang mereka lebih suka di rumah saja. tapi bisa lebih parah karena dampak ekonomi juga," ujar Hendi
Sementara itu, Purwo Hadi Surwoto, Petani di Riau, mengaku jika produksi tanamannya menurun hingga 40% karena kurangnya cahaya matahari sehingga membuat tumbuhannya susah berbuah.
"Embung kita siapkan, tetapi ini kemarau yang parah, embung disiapkan, pakai terpal dan pembuatan sumur bor, dan ketiga pemakaian pupuk organik, tetapi masih turun produksinya, sampai 40%, ” jelas Purwo.
Dampak regional pun dapat terjadi jika kabut asap ini melanda negara sekitar dan ikut memeberi dampak bagi masyarakatnya.
Oleh karena itu, kabut asap ini merupakan hal yang sangat serius karena banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan. Kita semua sudah tahu bahwa hutan adalah jantung dunia. Apalagi di Indonesia memiliki banyak sekali hutan jadi kita berkewajiban menjaganya.
Dimulai dari hal yang paling kecil seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak menggunakan kendaraan bermotor terlalu sering, tidak melakukan pembakaran dan hal lainnya agar udara yang kita hirup adalah udara yang bersih dan sehat untuk paru-paru.
Sumber:
Lestari, Sri. 2015. "Dampak Kabut Asap," http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151026_indonesia_kabutasap, diakses pada 2 September 2017.
Admin. 2015. "Pengertian Kabut Asap - Penyebeb & Dampak [Lengkap + Gambar]," https://gurumurid.com/pengertian-kabut-asap/, diakses pada 2 September 2017.
Fini Bestiara (Sampoerna Academy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H