Dalam perhelatan pemilu, mempertajam kepentingan politik dengan berbagai cara yang tidak elok dan tidak santun merupakan tindakan yang berpotensi memicu konflik. Lewis A. Coser mendefinisikan konflik sebagai "Struggle yang tidak lagi mengindahkan nilai dan penegasan untuk status tertentu, power, dan sumber daya dengan maksud untuk menetralkan, melukai, atau mengeliminasi rivalnya".
By Natsir Al Walid
(Direktur Pusat Studi Demokrasi, Agama & Politik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!