Mohon tunggu...
Muhammad Natsir
Muhammad Natsir Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fenomena Intoleransi dalam Prespektif Politik

4 September 2018   10:16 Diperbarui: 8 November 2018   02:02 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia pada umumnya harus menyadari hakikat kehidupannya dan menyadari bahwa mereka tidak akan bisa hidup tampa orang lain, tidak akan bisa hidup sendiri dan harus hidup bermasyarakat, sosial. Karena kebutuhan manusia (lemah) membuatnya mustahil tampa orang lain, tampa bangsa lain, tampa budaya lain. Hal ini menurut cendekiawan mesir Raghib As-Sirjani, bahwa manusia tidak bisa hidup tampa orang lain.

Karena kebutuhan manusia dan binatang dalam memenuhi kebutuhannya sangat berberda. Dalam urusan biologis manusia, manusia tidak langsung makan dan minum begitu saja, ada proses yang di lakukan terlebih dahulu. Pada proses itulah manusia, sangat membutuhkan orang lain.

Untuk itu menurutnya, manusia harus mampu menjaga harmoni dan perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, beragama dan bermasyarakat, baik tingkat lokal maupun internasional.

Ia berargumen, bahwa untuk menjaga perdamaian dan keharmonisan dalam kehidupan, harus melakukan pergaulan. Pergaulan antar bangsa, antar agama, antar ras, suku dan budaya. Bahwa dengan pergaulann tersebut manusia akan semakin mengerti hakikat kebutuhan manusia.

Sebab biang dari konflik di dunia adalah bukan perbedaan ras, agama, kulit putih hitam, timur barat, kuat lemah, namun biang dari konfik adalah kebodohan dan ketidaktahuan kita mengenai yang ada di sekitar. Wallahualam.

***

         Daftar Rujukan

  1. As-Sirjani, Raghib, The Harmony of Humanity, Pustaka Al-Kuatsar 2015
  2. Majdid, Nurcholish, Islam Kemoderanan dan Keindonesiaan, Bandung mizan pustaka 2013
  3. Rahman, Fazlur Islam: Sejarah pemikiran dan peradaban, bandung: mizan pustaka 2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun