Mohon tunggu...
nathaza _034
nathaza _034 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bukan Semata – Mata Konsumerisme

6 Oktober 2015   14:35 Diperbarui: 6 Oktober 2015   14:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi masyarakat tertentu, pakaian menjadi sebuah barang yang dapat meningkatkan nilai komoditas suatu negara. Sebuah kemampuan atau nilai tambah bagi negara tersebut di mata dunia. Salah satunya di belahan benua Eropa, Paris sebagai ibukota Negara Prancis yang mendapat julukan Kota Mode dunia, memutar balikkan fakta bahwa pakaian yang memiliki pola – pola, gambar – gambar, bentuk – bentuk dan warna – warna tertentu bukan lah hal biasa melainkan sebuah fashion mode. Roland Barthes seorang semiotikawan dari Prancis, pada tahun 1967 dengan bukunya yang berjudul The Fashion System atau Syteme de la Mode menggagas fashion mode pada ibukota negaranya yang dijuluki sebagai Kota Mode tersebut. Secara garis besar Barthes berbicara bahwa pakaian adalah sebuah proyek fashion atau mode kaum aristrokat untuk menunjukkan pretise. Pakaian diproduksi dengan kegunaan yang berbeda – beda, salah satunya sebagai alat mengkomunikasikan identitas, tanda atau simbol ketika sedang berlibur, bekerja di kantor, olahraga, saat musim dingin, musim semi dan lain – lain. Di saat weekend masyarakat Prancis mengenakan pakaian dengan harga termahal dan termodis hanya untuk berjalan di gang – gang daerah rumah mereka, tentu saja untuk mendapatkan sebuah pengakuan atau pretise dari orang lain. Produksinya juga semakin berkembang mengikuti arus zaman, manusia yang mengikuti trend akan mengejar apa yang menjadi simbol kelas menengah atas. Yang tidak mengikuti arus mode akan dikatakan manusia tidak fashionable atau ketinggalan mode. Hingga saat ini Paris masih menjadi salah satu trend fashion dunia dan digandrungi oleh masyarakat dunia sebagai pedoman atau penasihat fashion mode. Pernyataan tersebut juga sebagai kalimat pendukung mengapa Negara Prancis menduduki peringkat keenam komoditas ekonomi berdasarkan Produk Domestik Bruto-nya.

Bersamaan dengan fashion mode ala Barthes, saat itu juga merupakan masa atau abad pencerahan. Dimana banyak sekali penemuan – penemuan dan penyempurnaan teknologi komunikasi. Seperti ditemukannya komputer pada tahun 1642 oleh Blaise Pascal dan diintegrasikan dengan teknologi lain pada tahun 1973, kemudian disempurnakan lagi dengan adanya jaringan internet pada tahun 1964 dan mulai dioperasikan di banyak komputer pada tahun 1970. Lalu ditemukan Electronic Mail atau Email oleh Raymond Samuel Tomlinson pada tahun 1967. Penemuan – penemuan tersebut mendukung tersebarnya fashion mode di Paris sampai ke berbagai negara – negara di belahan dunia. Di sisi lain dengan adanya internet masyarakat dunia dapat mengakses beraneka ragam fashion mode dan juga dijadikan sebagai motivator negara – negara lain untuk meningkatkan kualitas kebutuhan sandang masyarakatnya. Tak hanya itu, lewat internet fashion mode seolah – seolah bisa menjadi manusia di sebuah layar dan berhasil berkomunikasi dengan manusia. Kemudian manusia secara tak sadar atau otomatis akan diajak untuk mendalaminya dan juga mempraktekkan atau mengonsumsinya untuk memuaskan kebutuhan rasa ingin tahu atau rasa ingin memiliki karena adanya kedekatan antarpengguna internet dengan isi pesan, seperti kutipan Byroon Reeves dan Clifford Nass pada Media Equation Theory tahun 1996, ‘How People Treat Computers, Televesion, and New Media Like Real People and Places’. (Nurudin, 2013: 178).

Perilaku semacam itu kini telah menjamur di setiap masyarakat, terutama pada pengaktualisasian dalam kesehariannya. Mungkin menjadi hal biasa atau bisa jadi kebiasaan bagi masyarakat kelas atas untuk terus memperbarui fashion mode mereka yang dibantu pemenuhannya melalui situs online. Tetapi juga dapat memicu konsumerisme meski dapat meningkatkan prestise. Ketika merasa dirinya adalah sosok fasionable yang tercukupi melalui toko online terkadang malah menekan kebutuhan – kebutuhannya menjadi tidak terpenuhi hanya untuk menaikkan keinginan atau hasrat manusia itu sendiri(seperti mengikuti arus fashion).

Namun media online juga dapat berfungsi untuk melahirkan industri kecil produk – produk biasa menjadi produk mewah seperti parfum, kerajinan kulit, dan khususnya busana yang dapat diperjual-belikan melalui media online. Tidak menutup kemungkinan pada diri kita yang awalnya konsumerisme bisa menjadi pengusaha busana melalui media online. Sehingga media online tidak mentah – mentah memberikan dampak negatif seperti konsumerisme dalam ruang lingkup fashion mode, namun juga sebagai motivator untuk peluang usaha bagi manusia.

Jika fashion mode dapat mengomunikasikan kelas masyarakat melalui media online contoh kegunaan media online lainnya adalah bermula dari pembelian sebuah barang dapat mendekatkan hubungan seorang penjual dan pembeli menjadi teman atau team untuk bekerja sama. Tergantung pemahaman dari pengguna internet dan bagaimana mengelolanya. Seperti situs jual beli OLX.com yang menyediakan form biodata penjual, sehingga ketika pembeli tertarik dengan barang yang dijual dapat menghubungi si penjual secara personal dan terjadi proses komunikasi di dalamnya. Atau situs Zalora.com yang mengutamakan kualitas barang pesanan dan diantarkan secara langsung oleh stafnya, sehingga pembeli merasa puas dan bisa bertanya – tanya tentang banyak hal mengenai barang yang dijual.

Jadi kesimpulannya, gunakanlah media online dengan cerdas, tidak hanya sebatas alat pemenuh fashion mode yang dapat menimbulkan perilaku konsumerisme tetapi juga sebagai alat komunikasi real (bukan seperti tetapi realita atau benar - benar manusia dengan manusia).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun