Menjelajahi Instalasi "Selaksa Karsa untuk Sesama" di Archevent UNS 2024: Perspektif Mahasiswa Farmasi terhadap Inklusivitas dan Kepedulian
Sebagai mahasiswa farmasi, saya selalu diajarkan untuk memahami kebutuhan individu secara menyeluruh, baik dari sisi fisik maupun psikologis. Ketika saya mengunjungi Archevent UNS 2024 yang digelar pada 14-17 November 2024, tema "Selaksa Karsa untuk Sesama" langsung terasa begitu dekat dengan dunia yang saya tekuni. Acara ini tidak hanya menghadirkan estetika arsitektur, tetapi juga instalasi yang menyoroti empati dan inklusivitas, terutama bagi penyandang disabilitas.
Melalui instalasi-instalasi inovatif seperti Trauma, Blurry Sight, Blackout Room, The Train, dan Unreachable, Archevent UNS 2024 berhasil menyentuh isu-isu penting tentang tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas. Instalasi ini bukan hanya sekadar karya seni arsitektur, tetapi juga medium edukasi yang mengajak pengunjung merasakan dunia dari perspektif yang berbeda.
Mengupas Tema "Selaksa Karsa untuk Sesama"
Tema "Selaksa Karsa untuk Sesama" mencerminkan gagasan untuk menghadirkan seribu ide kreatif demi kebaikan bersama. Dalam konteks arsitektur, tema ini mengajak para peserta untuk menghadirkan desain yang tidak hanya inovatif secara visual, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas.
Arsitektur inklusif telah lama menjadi isu penting dalam dunia desain, namun masih sering terabaikan. Banyak ruang publik yang dirancang tanpa mempertimbangkan aksesibilitas bagi semua pengguna. Oleh karena itu, Archevent UNS 2024 menjadi momentum penting untuk menempatkan isu ini di garis depan.
Arsitektur dan Farmasi: Dua Dunia yang Beririsan
Mungkin banyak yang bertanya, apa hubungannya mahasiswa farmasi dengan dunia arsitektur? Jawabannya terletak pada inti dari tema Archevent UNS 2024: kepedulian terhadap sesama. Sama seperti arsitektur yang bertujuan menciptakan ruang ramah untuk semua orang, farmasi juga bertujuan memberikan solusi kesehatan yang inklusif. Kedua bidang ini sama-sama membutuhkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan manusia.
Sebagai contoh, seorang penyandang disabilitas tidak hanya membutuhkan akses fisik yang mudah ke fasilitas umum, tetapi juga dukungan psikologis. Instalasi di Archevent UNS 2024 memberikan wawasan penting tentang bagaimana desain ruang dapat memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang, termasuk penyandang disabilitas.
Mengupas Instalasi di Archevent UNS 2024
Berikut adalah refleksi saya terhadap lima instalasi utama di Archevent UNS 2024, yang semuanya menyuarakan pesan mendalam tentang empati dan inklusivitas:
1. Trauma
Instalasi ini dirancang untuk mensimulasikan perasaan terjebak dalam trauma psikologis. Sebagai mahasiswa farmasi, saya memahami bagaimana trauma bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk akses mereka ke layanan kesehatan.Â
Desain ruang di instalasi ini menggunakan elemen gelap dan sempit untuk menciptakan pengalaman yang intens, menggambarkan betapa sulitnya seseorang keluar dari "lingkaran" trauma. Ini mengingatkan saya akan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan, baik secara fisik maupun mental.
2. Blurry Sight
Instalasi ini merepresentasikan pengalaman seseorang dengan gangguan penglihatan. Dengan menggunakan efek visual kabur, pengunjung diajak merasakan tantangan yang dihadapi oleh tunanetra atau orang dengan gangguan penglihatan ringan. Sebagai mahasiswa farmasi, instalasi ini memperkuat kesadaran saya tentang pentingnya informasi yang mudah diakses bagi semua orang, termasuk pada label obat dan petunjuk penggunaan.
3. Blackout Room
Di dalam Blackout Room, pengunjung diajak untuk merasakan dunia tanpa cahaya, memberikan pengalaman serupa dengan kehidupan seorang tunanetra. Ruang ini memicu refleksi mendalam tentang bagaimana desain ruang harus mempertimbangkan elemen navigasi yang tidak hanya bergantung pada visual, seperti penggunaan tekstur lantai dan tanda taktil. Dalam dunia farmasi, ini menginspirasi saya untuk berpikir tentang solusi inovatif, seperti label obat dengan huruf braille.
4. The Train
Instalasi ini mensimulasikan pengalaman berada di kereta yang penuh sesak, mencerminkan tantangan mobilitas bagi penyandang disabilitas di transportasi umum. Sebagai mahasiswa farmasi, saya melihat relevansi instalasi ini dalam menciptakan sistem layanan kesehatan yang ramah bagi semua. Sama seperti aksesibilitas di transportasi, akses ke apotek dan fasilitas kesehatan juga harus dirancang inklusif.
5. Unreachable
Unreachable menggambarkan frustrasi seseorang yang menghadapi hambatan fisik dalam mengakses sesuatu yang penting, seperti fasilitas publik. Instalasi ini mengingatkan kita pada kebutuhan akan desain universal sebuah pendekatan yang tidak hanya mempermudah penyandang disabilitas, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi semua orang. Dalam dunia farmasi, ini relevan dengan pentingnya memberikan akses obat-obatan yang mudah dijangkau oleh semua kalangan, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Pelajaran Inklusivitas yang Mendalam
Sebagai mahasiswa farmasi, salah satu hal yang paling saya apresiasi dari Archevent UNS 2024 adalah keberanian mereka untuk mengangkat isu disabilitas dengan cara yang begitu kreatif. Melalui instalasi-instalasi ini, saya belajar bahwa inklusivitas tidak hanya tentang memberikan akses, tetapi juga memahami pengalaman dan tantangan yang dihadapi individu.
Instalasi seperti Blackout Room dan Blurry Sight mengajarkan pentingnya memberikan layanan yang responsif terhadap kebutuhan penyandang disabilitas, baik itu dalam bentuk ruang fisik maupun layanan kesehatan. Sementara itu, instalasi Unreachable menjadi pengingat bahwa empati harus menjadi dasar dari setiap solusi desain, termasuk di bidang farmasi.
Menyongsong Masa Depan yang Lebih Ramah
Archevent UNS 2024 adalah bukti bahwa arsitektur dan farmasi, meskipun berasal dari dunia yang berbeda, memiliki misi yang sama: menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan inklusif bagi semua. Sebagai mahasiswa farmasi, saya terinspirasi untuk terus memperjuangkan akses yang setara ke layanan kesehatan, sebagaimana teman-teman arsitektur UNS memperjuangkan akses yang setara ke ruang publik.
Dengan mengusung tema "Selaksa Karsa untuk Sesama", Archevent UNS 2024 tidak hanya menjadi panggung untuk inovasi, tetapi juga ajakan untuk merenung dan bertindak. Saya berharap pesan-pesan dari instalasi ini dapat menginspirasi semua pengunjung, termasuk saya, untuk terus menciptakan karya dan solusi yang tidak hanya indah, tetapi juga bermanfaat bagi sesama.
Pesan dan Harapan dari Archevent UNS 2024
Archevent UNS 2024 tidak hanya menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menunjukkan kreativitas mereka, tetapi juga sebuah refleksi kolektif tentang bagaimana arsitektur dapat menjadi alat untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif.
Melalui instalasi yang berfokus pada kebutuhan penyandang disabilitas, acara ini menyampaikan pesan penting: bahwa arsitektur harus melampaui batasan fisik dan menyentuh aspek sosial. Desain yang baik adalah desain yang dapat diakses, dinikmati, dan digunakan oleh semua orang, tanpa terkecuali.
Diharapkan, semangat dari Archevent UNS 2024 dapat menginspirasi generasi muda arsitek untuk terus mengedepankan prinsip inklusivitas dalam karya mereka. Dengan demikian, arsitektur tidak hanya menjadi cerminan kreativitas, tetapi juga wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H