Mohon tunggu...
Lyfe

Mahasiswa UNJ Exchange ke Filipina

26 Januari 2017   21:52 Diperbarui: 26 Januari 2017   21:59 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun 2017 adalah awal tahun yang cukup menyenangkan bagi beberapa mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta, 13 mahasiswa akan berangkat ke negara yang berbeda-beda untuk melaksanakan kegiatan sosial. AIESEC Universitas Negeri Jakarta menjadi wadah bagi mereka yang ingin mengembangkan diri dengan melaksanakan kegiatan volunteering dan menjadi representatif Indonesia di negara tujuannya.

Salah satunya adalah Nabyla Mulya, mahasiswi Psikologi 2015 yang sedang melaksanakan sebuah project mengajar di negara Filipina. Nabyla terlibat dalam project Reboot yang mengharuskan Nabyla mengajarkan software Microsoft kepada anak-anak di A-Ha Learning Center, Filipina. Sebelum mengajar, Nabyla juga mendapatkan pelatihan langsung dari Microsoft sebagai bekalnya dalam melaksanakan project.

“Saya baru bertemu anak-anak dari A-Ha Lerning Center pada minggu ketiga saya berada di Filipina, dan mereka sangat antusias dengan apa yang saya ajarkan! Minggu ini saya dan teman-teman saya dari negara lain mengenalkan mereka pada Microsoft, dan selanjutnya saya akan mengajari mereka tentang penggunaannya lebih lanjut.” tutur Nabyla.

Mengikuti kegiatan exchange nyatanya tidak selalu menempuh pendidikan dengan bersekolah di luar negeri, namun juga melaksakan kegiatan sosial dalam kurun waktu singkat dan menikmati segala tantangan selama berada jauh dari Tanah Air. Sebagai mahasiswa yang menempuh pendidikan di universitas pencetak guru, mengajar anak-anak di negara yang berbeda tetap membutuhkan kapabilitas ekstra. 

Selain harus bersabar, pengajar juga membutuhkan penguasaan bahasa yang mumpuni. Keadaan tersebut akan memaksa para peserta exchange yang tidak memiliki bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu untuk terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Internasional. Apa yang dilakukan Nabyla tidak hanya memberikan dampak yang baik pada anak-anak yang diajarnya, tapi juga pengembangan bagi dirinya untuk beradaptasi dengan budaya dan bahasa di negara yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun