Proses pengujian untuk membuktikan efek probiotik dan sinbiotik dalam mengobati peradangan pada usus dilakukan dengan membagi tikus percobaan menjadi 7 kelompok yaitu : kelompok kontrol, kelompok DSS, kelompok probiotik L. pentosus A14-6, kelompok probiotik L. pentosus CMY46, sinbiotik L. pentosus A14-6 + XOS, sinbiotik L. pentosus CMY46 + GOS, dan kelompok sulfasalazine. Lama waktu pengujian adalah 21 hari dengan pemberian probiotik atau sinbiotik selama 21 hari pertama dan  pemaparan dengan DSS yang dilarutkan pada air minumnya selama 7 hari terakhir kecuali pada kelompok kontrol yang hanya diberikan air minum biasa dan kelompok dari awal. Pada kelompok perlakukan sulfasalazine akan diberikan sulfasalazine bersamaan dengan pemberian DSS. Tingkat keparahan radang usus yang terjadi diuji berdasarkan indeks aktivitas penyakit atau DAI (Kangwan et al. 2020).Â
Berdasarkan percobaan ini didapatkan bahwa pengobatan dengan probiotik dan sinbiotik hampir sama dengan pengobatan menggunakan sulfasalazine pada bagian mencegah pengurangan panjang usus. Untuk pengujian kemampuan melindungi kerusakan pada usus besar ditemukan bahwa pengobatan dengan CMY 46 ditambah dengan GOS (p <0,01) lebih efektif daripada pengobatan sulfasalazine (Kangwan et al. 2020).
Sementara pada pengujian kemampuan untuk melindungi sel goblet yang berfungsi dalam memproduksi mukosa di usus ditemukan bahwa pengobatan dengan sinbiotik CMY 46 ditambah dengan GOS memiliki sifat protektif pada sel goblet yang lebih besar daripada pengobatan dengan sulfasalazine sehingga melindungi sel goblet lebih efektif dari peradangan yang diinduksi dengan DSS. Pada pengujian efek anti-inflamasi ditemukan bahwa sinbiotik CMY 46 ditambah dengan GOS memiliki efisiensi yang paling tinggi dibanding sulfasalazine dan probiotik lainnya (Kangwan et al. 2020).
KesimpulanÂ
Berdasarkan hasil studi yang sudah dilakukan ditemukan bahwa pengobatan menggunakan probiotik dan sinbiotik hasil isolasi dari teh Miang memberikan hasil dalam mengobati radang usus dengan memperkuat kerja dinding pada usus dalam menghasilkan mukosa dan mengurangi reaksi peradangan oleh tubuh pada bagian usus (Kangwan et al. 2020).
Hasil dari pengobatan dengan probiotik dan sinbiotik lebih efektif dibandingkan pengobatan dengan probiotik saja atau sulfasalazine dalam dalam melindungi usus dari radang usus terutama pengobatan dengan sinbiotik L. pentosus CMY 46 ditambah dengan GOS melindungi dinding usus dan sel goblet lebih efektif dari probiotik lainya dan pengobatan dengan sulfasalazine (Kangwan et al. 2020). sehingga dapat disimpulkan bahwa sinbiotik hasil ekstraksi dari teh Miang dapat digunakan sebagai agen alami yang memiliki potensial untuk melawan radang pada usus.
Daftar pustaka
Chassaing B, Aitken JD, Malleshappa M, Vijay-Kumar M. 2014. Dextran sulfate sodium (DSS)-induced colitis in mice. Curr. Protoc. Immunol. DOI:10.1002/0471142735.im1525s104
Desyi, Wahono SP. 2020. Laporan kasus: ulcerative colitis dan infeksi ancylostoma duodenale pada laki-laki dewasa. Jurnal Kedokteran Raflesia. 6(2):29-36.