Mohon tunggu...
Nathania Christie
Nathania Christie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI

Try as hard as you can without tiring

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendampingan Keripik Mauwi oleh Mahasiswa KKN UPI 97: Perlukah Digitalisasi Praktik UMKM?

7 Agustus 2022   04:30 Diperbarui: 4 September 2022   13:56 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Bandung -  Senin 11 Juli 2022, KKN Tematik UPI kembali hadir untuk membantu memajukan Indonesia bersama 7.200 mahasiswa dan 241 dosen pembimbing lapangan.

"Ruang Lingkup KKN bertema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG'S Desa dan MBKM," terang Dadang Sunendar selaku ketua LPPM UPI pada seluruh mahasiswa KKN UPI di Zoom secara online, Selasa (5/7/2022).

KKN UPI tahun 2022 ini diputuskan untuk diadakan di desa atau kelurahan setempat tinggal dalam waktu 30 hari. Memiliki 18 pokok program yang berkaitan dengan kearifan lokal.

Kamis (13/7/2022), Kelompok 97 mengambil tema besar program "Desa Berjejaring" di Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Setelah berdiskusi lebih lanjut, kelompok kecil Margaasih 1 fokus bersasaran pada pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

Program kerja yang dilakukan dimulai dari pendataan para pelaku UMKM di RW 01, 02, 04, dan 28 dengan bantuan kepala RW dan RT saat melakukan kunjungan pendataan. Selain pendataan, sosialisasi mengenai digitalisasi pun diterangkan kepada setiap pelaku UMKM.

Pendataan dan sosialisasi digitalisasi memakan waktu sekitar tanggal 21-28 Juli 2022. Sekitar 100 data lebih pelaku UMKM mayoritas melakukan usaha toko kelontong, dan lainnya berada di sektor meubel dan kuliner, seperti cilok, keripik kaca, gepuk, kue lapis, dan lain sebagainya.

Pedampingan Keripik Kaca dimulai dari wawancara kepada Bu Dewi mengenai permasalahan yang terdapat pada usaha keripik kaca. Selain wawancara, kelompok kecil Margaasih 1 terjun langsung untuk membantu proses pembuatan keripik kaca dimulai dari membuat dan mencetak adonan keripik kaca, pengeringan melalui oven dan penjemuran di bawah sinar matahari, proses memasak hingga pengemasan keripik kaca untuk dipasarkan, Sabtu (23/07/2022).

Proses kunjungan Home Industry & Wawancara bersama Bu Dewi/Dokumentasi pribadi
Proses kunjungan Home Industry & Wawancara bersama Bu Dewi/Dokumentasi pribadi

Permasalahan yang ditemukan ialah Bu Dewi ingin keripik kaca mampu dipasarkan kepada anak remaja namun kemasan untuk dijual masih terkesan standar dan belum menarik untuk anak remaja sekarang. Selanjutnya kurang baiknya kemasan untuk produk yang akan dipasarkan ke luar negeri, pemasaran produk keripik belum dilakukan secara online, dan pencatatan keuangan manual yang dikhawatirkan akan hilang, basah, ataupun rusak.

Diskusi mengenai teknis lapangan pedampingan brand Keripik Kaca Mauwi menghasilkan 5 divisi untuk membantu mengembangkan usaha keripik kaca Bu Dewi semakin maju secara digitalisasi, yaitu divisi stiker, kemasan, packaging produk, media social, dan laporan pencatatan keuangan.

Pedampingan solusi-solusi dari setiap divisi dilakukan langsung dengan diskusi dan persetujuan Bu Dewi baik secara online dengan Whatsapp maupun offline di Kantor Desa Mekarrahayu pada Kamis (01/08/2022).

Pedampingan digitalisasi UMKM Keripik Kaca Mauwi/Dokumentasi pribadi
Pedampingan digitalisasi UMKM Keripik Kaca Mauwi/Dokumentasi pribadi

Hasil yang didapatkan secara nyata ialah akun media social untuk pemasaran online, kemasan dan stiker baru yang lebih menarik, kemasan produk untuk pengiriman ekspor, dan laporan catatan pencatatan keuangan di Excel dan istilah bisnis maupun akuntansi untuk pedampingan Keripik Kaca Mauwi.

"Setiap input dan output dipilah dan diproses sesuai dengan kemampuan kelompok kami dan pelaku usaha. Sebisa mungkin, kami bantu pelaku usaha untuk memahami cara berbisnis secara teori dengan bantuan berupa praktik dan demonstrasi langsung kepada pelaku usaha Mauwi," kata Luthfi M. Malik selaku koordinator KKN 97 bagian UMKM.

Tampilan kemasan baru Mauwi/Dokumentasi pribadi
Tampilan kemasan baru Mauwi/Dokumentasi pribadi

Salah seorang bagian divisi produk ekspor, Nisrina mengatakan, "Pentingnya pengemasan yang baik untuk melindungi Kipca Mauwi terhadap kerusakan fisik juga menjaga produk tetap bersih terhadap kontaminasi selama perjalanan ekspor."

"Pembaharuan kemasan produk Keripik Kaca Mauwi guna menjadikan produk yang lebih menarik serta menjaga produk tetap awet meskipun sudah dibuka," tambah Vilan, salah seorang bagian divisi kemasan.

Nathania, salah seorang bagian divisi laporan keuangan menuturkan, "Laporan pencatatan keuangan diterapkan secara sederhana agar lebih mudah dimengerti, selain itu dibuat di Excel agar data keuangan tidak hilang maupun rusak oleh air dan dapat dilihat kenaikan omset setiap bulannya."

Pedampingan UMKM Keripik Kaca Mauwi diharapkan dapat membantu pemasaran dan pendapatan yang lebih tinggi dan dapat menjangkau konsumen jauh secara online. Selanjutnya, penggunaan digitalisasi dalam Keripik Kaca Mauwi dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Desa Mekarrahayu untuk terus maju secara digitalisasi.

Penulis: Nathania Christie, Nisrina Nabila Nugraha, Vilan Putri Dhiya Aulia.

Dosen Pembimbing: Ibu Harpa Sugiharti, S.Pd.,S.Li.,M.S.Ak.,CFP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun