Mohon tunggu...
Awliya
Awliya Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

entitas fana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tabu Dahulu Kini Ambigu

20 September 2019   03:47 Diperbarui: 22 September 2019   03:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit dari apa yang bisa saya pelajari, bahwa manusia memang begitu heterogennya. Kita tak bisa semudahnya menilai terhadap antar sesama dan antar purna melainkan cukup menyikapi dengan terbuka namun tetap pada logisnya. 

Mereka suatu saat kita, kita pun dalam mereka, kita dalam fana yang sama, dan ruang waktu kosmik yang sama. Membedakan hanya sekedar atribut dan takperlu direnggut apabila masih dalam logis bersama ataupun tak mengganggu hak bersama.

Nb: Menurut KBBI arti kata Tabu /tabu1/ta·bu/ n yang dianggap suci (tidak boleh disentuh, diucapkan, dan sebagainya); pantangan; larangan; 

sedangkan dalam tulisan diatas pendekatan tabu sendiri terhadap sesuatu yang masih dianggap tidak wajar atau tidak umum dan atau juga berseberangan terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun