Mohon tunggu...
Nathan Bulang
Nathan Bulang Mohon Tunggu... Petani - Perang Kefanaan

Pengembara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswa dalam Masyarakat

24 April 2018   20:48 Diperbarui: 24 April 2018   20:49 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa mahasiswa itu ?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi serta dalam struktur pendidikan Indonesia menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lainnya. 

Selanjutnya Sarwono (1978) menyatakan bahwa mahasiswa adalah bagian kelompok masyarakat yang memiliki ikatan dengan Perguruan Tinggi, juga merupakan calon intelektual muda dalam suatu lapisan masyarakat. Mahasiswa adalah kaum akademisi yang memiliki intelektual tingkat tinggi dan sangat idealis diantara tatanan kelompok masyarakat lainnya.

Mahasiswa adalah salah satu kaum yang sangat idelis dan terus memperjuangkan idealisme dan aspirasi sebagai hasil proses akademisi demi tercapainya kehidupan dan tatanan sosial yang ideal. 

Proses akademisi ini terjadi dilingkungan kampus dan orang yang turut dalam proses ini disebut sivitas akademika. Selanjutnya, dalam UU No. 12 pasal 11 ayat (1) menyatakan Sivitas akademika merupakan komunitas yang memiliki tradisi ilmiah dengan mengembangkan budaya akademik. 

Kemudian pada pasal 13 ayat (1) menyatakan bahwa mahasiswa sebagai sivitas akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuan, praktisi, dan/atau profesional.

Jadi, mahasiswa adalah kaum pelajar di Perguruan Tinggi yang mengalami proses akademika yang memiliki tradisi ilmiah untuk mengembangkan potensi diri. Hasil proses ini menjadikan mahasiswa sebagai kaum intelektualis, imuan, praktisi ataupun profesional yang handal dan sejatinya sangat diperlukan dalam kehidupan sosial berikutnya.

Perspektif falsafah mahasiswa

Sebagai intelektual muda, mahasiswa sangat idealis dan idealisme sebagai kekayaannya ini terus diperjuangkan melalui pergerakan  untuk memperbaiki tatanan yang menurutnya ideal. 

Pengertian pergerakan menurut kamus istilah politik dan kewargnegaraan adalah "Suatu kelompok atau golongan yang ingin mengadakan perbaikan-perbaikan pada lembaga politik untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang baru melalui jalan politik. 

Gerakan ini lebih terbatas dari pada partai politik dan cenderung bersifat fundamental dan ideologis" Gerakan kemahasiswaan dilakukan untuk mengaplikasikan intelektualnya dan ilmunya sebagai hasil proses akademisi pada kehidupan yang nyata. Gerakan mahasiswa ini lebih sebagai gerakan pemikiran kearah perubahan yang evolutif dan gerakan ini lebih menonjolkan kualitas gagasan yang di tawarkan dengan cara -- cara yang logis.

menurut pendapat Arbi Sanit, Dalam mewujudkan fungsi sebagai kaum intelektual itu mahasiswa memainkan peran sosial mulai dari pemikir, pemimpin dan pelaksana. Sebagai pemikir mahasiswa mencoba menyusun dan menawarkan gagasan tentang arah dan pengembangan masyarakat. 

Peran kepemimpinan dilakukan dengan aktivitas dalam mendorong dan menggerakkan masyarakat. Sedangkan sebagai pelaksana, mahasiswa terlibat mereka dalam aksi sosial, budaya dan politik di sepanjang sejarah. 

Bentuk-bentuk gerakan mahasiswa mulai dari aktivias intelektual yang kritis melalui seminar, dan diskusi merupakan bentuk aktualisasi. Selain kegiatan ilmiah, gerakan mahasiswa juga menyuarakan sikap moralnya dalam bentuk petisi, pernyataan dan suara protes.

Peran istimewa mahasiswa

Sebagai bagian dari kelompok masyarakat akademisi, mahasiswa tidak hanya belajar melulu dalam kampus tetapi mahasiswa memiliki peran dan fungsi yang harus dijalan dan diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara. Ada beberapa peran dan fungsi mahasiswa sebagai berikut :

Sebagai social control

Kampus sebagai lingkungan akademisi yang paling tinggi menjalankan pendidikan terhadap mahasiswanya agar memiliki intelektual berikut nilai -- nilai hidup. Intelektual dan nilai hidup mahasiswa sangat bermanfaat demi tatanan sosial yang lebih baik karena digali dari masyarakat dan dikaji serta dikembangkan oleh civitas akademika itu sendiri. 

Dengan dasar intelektual dan nilai hidup ini, mahasiswa diharapkan memiliki kepekaan dan sikap kritis untuk mengontrol sebuah tatanan kehidupan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat dilakukan mahasiswa dengan memberikan saran, kritik serta solusi terhadap setiap masalah sosial bahkan bangsa dan negara.

Kehidupan sosial penuh dinamika berikut masalah dan tantangan baik terjadi dalam masyarakat maupun kehidupan birokrasi pemerintah yang dipenuhi dengan potret kebobrokan dan praktik kebusukan. Kondisi seperti ini memanggil nurani mahasiswa untuk terpanggil memberikan kritik dan solusi dengan memberdayakan segala potensi dan kemampuan intelektual yang dimilikinya.

Disamping itu, selain mempunyai fungsi kontrol akan kehidupan sosial, mahasiswa juga harus mampu menjaga moral dan nilai-nilai luhur bangsa. Mahasiswa sebagai penerus kehidupan berbangsa dan bernegara harus mampu menggali dan menerapkan moral dan nilai-nilai kebangsaan dimulai dari lingkungan kampus. 

Nilai moral dan nilai kebangsaan tersebut kemudian ditampilkan kepada masyarakat dan mahasiswa adalah contoh dan teladannya. Dengan demikian keluhuran nilai moral kita tetap terjaga dan memberikan kekhasan tersendiri dalam bingkai NKRI.

Sebagai agen of change

Sejenak kita kembali melirik sejarah pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 orde baru rezim soeharto yang berkuasa selama 32 tahun  menjadi presiden, merupakan gerakan reformasi yang di pelopori mahasiswa pada masa itu. 

Dalam resimnya  mengeluarkan kebijakan yang tidak pro rakyak  yaitu  mahalnya biaya kebutuhan hidup  atau  kebutuhan ekonomi, adanya normalisasi orgnisasi  kemahasiswaan dalam kampus dan program kerja  mengenai TAMAN MINI INDAH INDONESIA (TMII) yang di kelola oleh istri soeharto. Keadaan ini menuntut mahasiswa pada saat itu untuk merubah masa kediktatoran ini dan memberikan sumbangsih arah perubahan bangsa. 

Mahasiswa marah dan memikirkan cara untuk keluar dari permasalahan ini. Melalui gerakan yang bangunnya, mahasiswa mampu melengserkan sang Diktator dan tatanan kebangsaan mulai berubah yang sambut dengan hadirnya era reformasi.

Dari sepenggal sejarah pergerakan diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa mahasiswa mampu menampilkan dirinya sebagai agen pembawa perubahan. Sejatinya sebagai kaum terpelajar dan miniatur masyarakat ideal, mahasiswa benar-benar dituntut untuk menjadi agen pembaharu dalam pembangunan bangsa. Mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan tetapi lebih dar itu mahasiswa sendiri menjadi pelaku perubahan itu sendiri. 

Dengan modal kekayaan intelektualnya dibarengi sikap kritis positif memampukan mahasiswa untuk menjadi tonggak perubahan bangsa kearah yang positif.

Sebagai iron stock

Sejak dilahirkan manusia dilengkapi dengan begitu banyak potensi dalam dirinya. Potensi inilah yang di gali dan dikembangkan dalam diri mahasiswa melalui proses akademisi kampus. 

Melalui proses ini, mahasiswa sangat diharapkan memiliki kemampuan, keterampilan dan daya inovatif  agar kelak menjadi pemimpin siap pakai diamasyarakat. Untuk menjalankan fungsi ini, mahasiswa dituntut untuk terus memperkaya diri tidak saja dengan tuntutan akademik semata, tetapi juga memperkaya diri akan pengetahuan kemasyarakatan dibarengi softskill yang handal.

Dengan segala kemampuan yang ditempa melaui kehidupan kampus baik melalui proses akademik maupun proses sosial organisasi kampus, mahasiswa sangat diharapkan menjadi pemimpin menggantikan generasi sebelumnya dan tentunya kepemimpinan yang dimaksudkan harus lebih baik dari sebelumnya. 

Menjadi mahasiswa tidak hanya mendengarkan dosen ceramah melulu tetapi mahasiswa juga harus proaktif untuk mengembangkan jiwa kepemiminannya agar menjawabi tuntuta perubahan bangsa ini. Tetapi yang perlu diingat bahwa antara proses perkuliahan dan pengembangan wawasan sosial melalui organisasi harus berjalan seimbang.

***

Artikel ini merupakan rangkuman hasil Diskusi ilmiah Ikatan pemuda Pelajar Mahasiswa Lamboya (IPMALAYA) - kupang NTT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun