Masing bergerak mengambil piloks dan cat lalu mulai menulis di atas kain layaknya spanduk. Dengan semangat menuliskan kata-kata idealisme yang di perjuangkan, warung pojok di tengah malam itu tidak lagi tampak seperti warung. Tengah malam menjelma menjadi gudang atau apalah.
Warung pojok menjadi saksi semua aksi kami. Tak peduli kami tidak berharta. Tak peduli apa yang kami korbankan. Yang kami peduli adalah idealisme kami sebagai pemuda. Cinta kami akan NKRI.
Sebentar lagi mentari di hari sabtu pastikan tersenyum. Kami yakin itu.
Sabtu pagi, Kami berjalan memenuhi jalan raya menuju kantor DPR. Di depang kantor DPR kami menyampaikan materi aksi demo kami, melalui mobil komando dan orator kami. Tak lupa juga kami mengangkat spanduk yang kami sudah tulis semalam.
JANGAN KEBIRI HAK RAKYAT UNTUK BERASPIRASI DAN KRITIS
JANGAN MEMBUNGKAM RAKYAT
KAMI MENOLAK UU MD3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H