Pasal pengakuan presiden Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Indonesia melalui presiden Jokowi memilih mengambil sikap 'menolak' kebijakan ini. Hal ini terlihat pada poin pernyataan sikap Jokowi yang isinya menyatakan akan berdiri dan mendukung Palestina. Selain itu, beberapa pihak seperti FPI mengutuk keras kebijakan Donald Trump ini, bahkan mereka ingin memboikot semua produk milik AS.
Memboikot pruduk AS ? Â
Negara Indonesia yang notabenenya negara Komsumtif mau memboikot pruduk AS ? pertanyaan yang paling penting, jika kita mengambil langkah ini apakah kita rugi atau tidak ? kalau lebih banyak untungnya, ya silahkan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita liat setidaknya dua fakta berikut :
Pertama, hubungan bilateral Indonesia dengan negeri paman sam tergolong sangat penting bagi keduanya, lebih khususnya Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai total kerja samae ekonomi bilateral sebesar 90,1 miliar dolar AS. Nilai ini memuat penanaman modal asing kerja, perdagangan, penjualan domestik, pendapatan keuangan dan pendapatan pemerintah. Bahkan tidak berhenti disini, masih ada target hubungan bilateral ini ditahun 2019 yakni bertumpu pada tindakan yang diambil kedua pemerintah, yaitu reformasi ekonomi (detak.co).Â
Nah, jika Indonesia memboikot semua produk AS dan mencoba memutuskan hubungan kerja sama bilateral, maka nilai hasil kerja sama bilateral yang fantastis ini akan ludes begitu saja. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan ekonomi indonesia yang akhir-akhir ini sudah cukup membaik.Â
Jika Indonesia merespon situasi politik Israel-Palestina dengan mencampuri urusan ekonomi dan bisnis, maka sekali lagi akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Makanya urusan politik jangan dicampuri dengan masalah kerja sama bilateral khususnya dalam bidang bisnis dan ekonomi, apalagi ini masih menyangkut situasi politik negara lain. Jika ingin memperjuangkan kemerdekaan bangsa lain, harus memperhatikan untung dan ruginya, jangan samapi kita ingin membantu kita lagi yang kena imbasnya.
Kedua, banyak produk strategis AS yang dikomsumsi Indonesia. Misalnya facebook, twitter, WhattsApp, iphone, teknologi GPS, pesawat boeing dan tentu masih terlalu banyak lagi pruduk AS yang digunakan Indonesia. Pertanyaannya, apakah indonesia benar-benar tidak membutuhkan lagi produk AS, terlebih produk strategis dan dipakai banyak orang di Indonesia ? mungkin saja Indonesia akan kembali ke 'zaman Old' jika mengabaikan produk teknolgi AS dan mengandalkan teknologi sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H