Dalam kepercayaan marapu, masing-masing daerah adat memiliki ritual adat yang secara sepesifik berbeda pada waktu yang berbeda pula, meskipun ada beberapa ritual yang sama. Misalnya 'wulla poddu' (bulan suci) di kecamatan lamboya terjadi pada bulan oktober, sedangkan dikecamatan loli terjadi terjadi pada november. Juga ada beberapa ritual yang hanya terjadi didaerah tertentu saja. Â Nah, ini menjadi tantangan juga bagi agama Marapu untuk merangkum dan menyelaraskan semua ritual keagamaan.
5. Tidak memiliki kitab
Umumnya agama yang diakui secara nasional memiliki kitab. Sedangkan kepercayaan marapu ini tidak memiliki kitab. Seluruh aturan hidup, wejangan, nasihat, larangan dan hukum hanya diwariskan secara lisan oleh para Rato pendagulu. Ini menjadi tantangan bagi penganut marapu untuk membukukan semuanya dalam sebuah kitab, agar bisa dipelajari secara tertulis oleh penganutnya.
Dan mungkin saja masih ada tantangan dan permasalahan yang dihadapi kepercayaan Marapu khususnya dan lebih umumnya penghayat kepercayaan. Silahkan memberikan masukan dikolom komentar sebagai rujukan untuk saudara kita penghayat kepercayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H