Mohon tunggu...
Nathanael Christophorus
Nathanael Christophorus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Sosiologi UNJ 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keterkaitan Tebet Eco Park sebagai Ruang Terbuka Hijau bagi Masyarakat dengan Teori Pembangunan Sosial

25 Oktober 2022   23:39 Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:47 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal peresmian, taman ini terbagi dua yaitu taman tebet utara dan taman tebet selatan. Namun setelah dibangun ulang, diciptakanlah fasilitas Infinity Bridge yang menghubungkan taman. Pemilihan nama dari jembatan ini bisa dilihat dari bentuknya yang seperti angka 8 atau lambang Infinity seperti gambar dibawah

Setidaknya, ada 8 zona di taman TEP. Zona tersebut mencakup Infinity Bridge, Community garden, children playground, community lawn, forest buffer, plaza, thematic garden, dan wetland boardwalk. Setiap zona TEP dirancang untuk mengambil peran penting dalam keberlangsungan lingkungan dan interaksi sosial, mulai dari menjaga kualitas alamiah lingkungan hingga meningkatkan kualitas hidup pengunjung dan masyarakat sekitarnya. (Tampi D.M, 2022: 12). 

TEP juga sudah memberikan perhatian lebih kepada lima aspek dari RTH yaitu pertama, Comfort yang bisa dirasakan dari adanya berbagai macam fasilitas untuk keperluan pengunjung seperti lahan parkir, toilet, dan plaza. Kedua, Relaxation yang ditunjukan dengan adanya lahan hijau luas dan wilayah biru seperti sungai. Ketiga, Passive Engagement yang bisa dilakukan para pengunjung dengan cara duduk dan memperhatikan aktivitas pengunjung lainnya. Keempat, Active Engagement yang bisa dilakukan di children playground, infinity bridge, dan wetland boardwalk. Kelima, Discovery yang bisa dilakukan di fasilitas forest buffer. 

Tidak hanya untuk internal, kondisi eksternal TEP juga dapat dirasakan oleh masyarakat seperti pedagang kaki lima, dan tukan parkir. Yang lebih mengesankan tentang TEP adalah untuk masuk dan beraktivitas di dalamnya, pemprov DKI tidak memungut biaya sepeserpun dalam artian, tiket masuk TEP Rp.0 atau gratis.

6 Aspek Pembangunan di Tebet Eco Park

Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sosial harus memperhatikan berbagai macam aspek seperti;

  1. Strategi pembangunan yang sadar akan permasalahan lingkungan hidup, dengan dampak ekologi. Pembangunan TEP menandakan bahwa pemprov DKI dan lembaga lainnya yang terlibat dalam peresmian taman ini secara sadar menciptakan RTH karena mengetahui kondisi polusi udara yang kian memburuk di Ibu Kota.

  2. Suatu politik lingkungan se-Indonesia yang bertujuan mewujudkan persyaratan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik untuk puluhan tahun yang akan datang. Dalam aspek ini, kebutuhan politiknya juga dapat dirasakan karena gubernur DKI Anies Baswedan juga ikut turun tangan dalam pembangunan, dan peresmian TEP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gubernur yang bertugas mengelola Jakarta memiliki niat khusus untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya, bukan hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan.

  3. Eksploitasi sumber hayati didasarkan tujuan kelanggengan atau kelestarian lingkungan dengan prinsip memanen hasil tidak akan menghancurkan daya auto regenerasinya. Aspek ini jelas sudah terlaksana dalam perencanaan dan pembangunan TEP. Mengapa? Karena memang pada dasarnya TEP mengusung banyak tema, salah satunya ekologi yang berarti pemanfaatan sumber daya alam tidak mungkin bisa disalahgunakan dan justru lebih bisa dimaksimalkan.

  4. Perencanaan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan penghidupan hendaknya dengan tujuan mencapai suatu keseimbangan dinamis dengan lingkungan sehingga memberikan keuntungan secara fisik, ekonomi, sosial dan spiritual. Pada aspek ini keuntungan fisik dapat dirasakan dari pemanfaatan fasilitas yang ada, secara ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar yang memiliki peluang bisnis baru.

  5. Usahakan agar sebagian hasil pembangunan dapat dipergunakan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan akibat proyek pembangunan, dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan. Berdasarkan pengamatan penulis, lokasi parkir yang digunakan untuk kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat sudah melaksanakan aspek ini. Bisa dibilang demikian karena kondisi lahan parkirnya terlihat seperti lahan bekas pembangunan fasilitas TEP karena masih ada banyak Bedeng, pasir dan semen, serta beberapa hal lainnya yang menunjukan bekas bangunan.

  6. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun