Fase awal (1906-1908) adalah masa ketika aliran kubisme mulai dikembangkan di Studio Picasso dan Braque. Fase tinggi (1909-1914) merupakan masa ketika seniman Juan Gris berpengaruh dalam bidang Kubisme. Fase akhir (1915-1921) disebut sebagai gerakan avant-grade radikal.
- Masuknya Aliran Kubisme Di Indonesia
Pada pertengahan abad ke 20, aliran kubisme sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tokoh utama yang mempelopori aliran kubisme di Indonesia adalah Ries Mulder.Â
Ries adalah seniman Belanda yang mengajar di Akademi Seni Rupa Indonesia. Awalnya, Ries banyak melukis lukisan impresionisme dan figuratif, namun dengan perlahan Ia tertarik dengan aliran kubisme dan mulai menghasilkan karya lukisan kubisme. Lukisan Ries Mulder memiliki ciri khas sendiri, yaitu simple dan memiliki bentuk sudut tajam dan garis lurus, mempunyai palet yang cerah dan berwarna-warni.
Mochtar Apin merupakan salah satu murid dari Ries Mulder. Dia juga memiliki dampak yang besar pada persebaran aliran kubisme di Indonesia. Setelah belajar di Eropa dan ASRI, ia bekerja sebagai kepala bagian grafis dari Departemen Seni Rupa (DSR).Â
Ia pun mulai menghasilkan banyak karya kubisme menggunakan teknik yang ia pelajari di Eropa untuk memajukan seni di Indonesia. Selama hidupnya, Mochtar mendapat berbagai penghargaan baik dari dalam negri, maupun luar negri berkat kerja kerasnya. Adapun tokoh lainnya yaitu Ahmad Sadali, Salim, Oesman Effendi, Georgius Sidharta, dan lainnya.
-Penerapan aliran kubisme pada masa modern
Pada masa kini, Kubisme masih terfokus terhadap bentuk-bentuk geometris terutama persegi. Kubisme sangat berguna di berbagai bidang, salah satunya bidang arsitektur.Â
Elemen bangunan menimbulkan keindahan meskipun tidak mempunyai dekorasi yang memanfaatkan sistem beton berulang dengan sistem module. Selain itu, kubisme juga bisa terbagi beberapa jenis yaitu pop art, minimalisme, tachisme, dadaisme, dan futurisme.