1.6 Hipotesis
Kecanduan bermain gadget dan kurang minat dalam membaca yang membuat tingkat literasi menjadi semakin rendah
1.7 Metode Penelitian
1. Jenis penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali pemahaman para siswa/i mengenai pojok literasi di kelas, Melalui wawancara dan observasi partisipatif, penelitian ini akan membahas mengenai pandangan terkait pojok literasi yang menarik dari setiap siswa/i
2. Teknik pengumpulan data: Mewawancarai dan mengamati selama seminggu para siswa/i SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda terkait kegiatan literasi
3. Teknik Analisis Data: Teknik kualitatif dalam penelitian ini lebih menekankan pada pemahaman mendalam terhadap fenomena yang sedang diteliti. Penelitian kualitatif berfokus pada interpretasi dari data yang diperoleh. Penelitian kualitatif melibatkan data yang lebih subjektif, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi.
4. Unit Analisis: Dalam penelitian ini siswa sebagai unit analisis paling umum dalam penelitian di sekolah. Dalam hal ini, penelitian dapat mengukur bagaimana keberadaan pojok literasi memengaruhi minat baca, keterampilan membaca, atau sikap siswa terhadap literasi.
1.8 Kesimpulan
Secara keseluruhan, pojok literasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi siswa/i. Keberadaan pojok baca dapat menjadi solusi yang efektif untuk memperbaiki kebiasaan membaca di kalangan siswa/i, memperkuat keterampilan literasi mereka, dan meningkatkan pengetahuan dari para siswa/i. Oleh karena itu, pojok baca sebaiknya dianggap sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H