Salah satu momen yang berkesan adalah ketika para Kanisian bergabung dalam kerja bakti bersama para santri. Dengan semangat gotong royong, mereka membersihkan halaman dan memilah sampah di sekitar pesantren. Aktivitas ini tidak hanya menciptakan kebersamaan, tetapi juga mengajarkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama. Para Kanisian mengaku terinspirasi oleh semangat solidaritas yang begitu kuat di Nur El Falah, sementara para santri kagum dengan antusiasme tamu mereka yang dengan cepat menyatu dalam aktivitas pesantren. Â
Rutinitas Berharga
Kehidupan di pesantren juga memberikan pelajaran berharga bagi para Kanisian tentang kesederhanaan dan kedisiplinan. Rutinitas yang terstruktur di Nur El Falah menunjukkan bahwa kebiasaan sederhana, seperti bangun pagi untuk shalat subuh atau bekerja bersama dalam membersihkan lingkungan dapat membentuk karakter yang tangguh dan rendah hati. Di sisi lain, para santri juga belajar dari para Kanisian tentang pentingnya refleksi dan dialog dalam memahami perbedaan.
Pertemuan antara Kanisian dan santri Nur El Falah menjadi bukti bahwa toleransi bukan hanya soal menerima perbedaan, tetapi juga tentang keberanian untuk saling belajar dan berbagi. Dalam tiga hari kebersamaan mereka, kedua komunitas ini telah menunjukkan bahwa meskipun berasal dari tradisi yang berbeda, mereka dapat hidup berdampingan dengan damai, saling menghormati, dan bahkan saling memperkaya. Pengalaman keterbukaan para Kanisian dan Pondok Pesantren Nur El Falah telah memberikan contoh bahwa keberagaman dapat menyatukan satu sama lain dan penting bagi masa depan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H