Mohon tunggu...
Nathanael Maria David Teddja
Nathanael Maria David Teddja Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hobi Menulis dan Tertarik akan Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Plagiarisme, Upaya Gelap Mempertahankan Gelar Profesor

17 Agustus 2024   08:30 Diperbarui: 30 Agustus 2024   07:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plagiarisme adalah ancaman menakutkan bagi seluruh pelajar Indonesia. Tidak hanya di tingkat dasar, tetapi di seluruh lapisan hingga ranah profesional tidak terlepas dari pengaruhnya yang bergerak dalam bayang-bayang secara kontroversial.

Plagiarisme yang tidak diperbolehkan dalam menulis suatu karya ilmiah, terutama bagi seorang profesor, kini sering terjadi di kalangan guru besar di seluruh Indonesia. Gelar profesor, sebagai penghargaan yang diidamkan oleh banyak orang, telah menjadi posisi yang terlalu berharga dan berbahaya. Hal ini disebabkan oleh banyak orang yang nekat melakukan apa saja untuk mendapatkan dan mempertahankannya, bahkan hingga melanggar peraturan dan hukum yang berlaku.

Menurut IDN Times (12/4/2024), seorang Profesor dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta yang merupakan dekan fakultas ekonomi diduga melakukan plagiarisme. Profesor bernama Kumba Digdowiseiso mencatut sejumlah nama dosen Universitas Malaysia Terengganu (UMT) tanpa izin. Sejumlah dosen di UMT mendapat laporan bahwa nama mereka muncul di daftar penulis makalah Kumba. Mereka tidak mengenal sosok Profesor Kumba dan tidak pernah melakukan kesepakatan kerja sama. Salah satu profesor keuangan dari UMT, Safwan Mohd Nor, mengaku marah saat mengetahui namanya digunakan di makalah tanpa izin.

Selain itu, salah satu dosen lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya untuk cerita ini mengaku tidak menduga peristiwa tersebut. Saat sedang mencari di Google Scholar, dia menyadari bahwa namanya, dan banyak nama lain dari departemen mereka, berulang kali muncul di samping nama penulis yang tidak mereka kenal: Kumba Digdowiseiso, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Nasional di Jakarta, Indonesia, dilansir dari Retraction Watch.com (12/4/2024). 

Sikap memprihatinkan ini pun mirip seperti hewan babi yang dikenal sebagai hewan tamak, rakus, dan ingin memakan segalanya. Sifat-sifat buruknya diikuti dengan kebiasaan malas dan tidak suka bekerja. Hampir sepanjang hidupnya, babi hanya ingin diberi makanan tanpa mengeluarkan usaha sedikit pun. Plagiarisme yang dilakukan oleh Profesor Kumba dalam kasus ini mirip dengan sifat hewan babi. Ia rela mengorbankan harga dirinya demi mengambil karya milik orang lain untuk kepentingannya sendiri. Hal itu juga menunjukkan seorang profesor yang enggan bekerja keras dan membuat karya sendiri, tetapi hanya ingin mendapatkan hasil yang baik agar bisa mempertahankan posisinya yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun