Mohon tunggu...
Nathanael Maria David Teddja
Nathanael Maria David Teddja Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hobi Menulis dan Tertarik akan Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cermin Anekdot Terhadap Kehidupan Nyata

19 Mei 2023   17:40 Diperbarui: 22 Mei 2023   22:35 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di saat melihat berbagai karya bahasa dan sastra di dunia maya, suatu artikel menangkap perhatian saya, yakni mengenai cara Gus Dur menggunakan anekdot dalam kegiatannya dalam bidang politik. Menurut saya, artikel tersebut sangat menarik karena menunjukkan bahwa seorang pemimpin negara, yakni Presiden Gus Dur mampu menunjukkan sisi yang humoris dalam kepemimpinannya, seperti pidato dan rapat. Humor dan cerita lucu (anekdot) inilah yang sangat diperlukan dalam masa sekarang terutama di tengah segala kebingungan dalam hal politik. Namun, tentu harus dibatasi dengan standar dan kritik dari masyarakat sehingga tidak dianggap sebagai suatu peristiwa yang kontroversial.Ide dan gagasan yang disampaikan oleh Presiden Gus Dur pada waktu itu dapat didengar dan dipahami oleh kalangan masyarakat luas akibat diterangkan secara anekdot. Teks anekdot ini sendiri merupakan suatu teks yang membangkitkan tawa bagi dan menghibur pembacanya, serta untuk mengkritik peristiwa nyata yang terjadi di sekitar kita. Maka, tentu tidak mengejutkan apabila orang-orang Indonesia tertarik akan seorang pemimpin yang humoris. Suatu teks anekdot pun dapat disusun dengan mudah dan sederhana, seperti teks yang saya buat sendiri berjudul "Amplop Kosong".

Pada suatu hari, seorang politisi yang terkenal korup sedang berkendara mobil di jalanan kota. Tiba-tiba, mobilnya terjebak macet di tengah kerumunan pengunjuk rasa yang sedang melakukan aksi demonstrasi menentang korupsi dalam pemerintah. Ketika politisi itu berusaha untuk keluar dari mobil dan mengatasi situasi, ada seorang pengunjuk rasa yang menghampirinya. Pengunjuk rasa tersebut rupanya mengenali politisi korup itu, lalu ia memberikan sebuah amplop besar dan berkata, "Tolong terima ini, Pak. Ini adalah uang hasil sumbangan dari kami, rakyat, untuk membantu Bapak memperjuangkan kebenaran dan memerangi korupsi di negara ini." Politisi itu terkejut dan langsung menerima amplop itu dengan senang hati. Dia membuka amplop itu, tetapi tidak melihat uang apa pun. Ia pun marah dan berkata, "Kamu berani menipu saya?! Mana uangnya?!!" Namun, pengunjuk rasa itu pun membalas dengan tegas, "Bapak itu justru penipunya! Berani-berani saja ngambil uang kita semua!! Liat semua ada penipu negara!!!" Politisi itu pun hanya bisa malu karena tertangkap basah di tengah kerumunan. Teks di atas menceritakan mengenai peristiwa yang kerap dipermasalahkan dalam pemerintahan negara, yakni korupsi yang dilakukan oleh pejabat secara sembarang. Dapat dilihat bahwa politisi tersebut serakah akan uang, bahkan sampai marah saat melihat amplop tanpa isi apa pun. Hal ini pun menunjukkan bahwa perasaan dan pikiran logisnya sudah dibutakan oleh rasa haus akan uang. Maka, respons yang diberikan oleh pengunjuk rasa itu pun wajar dengan mengatakan bahwa politisi itu seorang penipu negara.

Dalam teks anekdot tersebut, dapat dilihat adanya suatu fungsi dominan, yakni untuk menyampaikan suatu informasi atau dalam hal ini, yaitu suatu kritikan dibauri oleh lelucon. Topik yang dibahas pun biasanya terkait dengan tokoh penting (Politisi terkenal). Teks anekdot menjadi sebuah sarana untuk menyampikan kritik dengan terdapat kelucuan atau unsur humor di baliknya. Bagi para pembacanya, teks anekdot ini juga memberikan sebuah pesan dan nilai moral terkait karakter dalam cerita yang bisa dikaitkan dengan lingkungan sehari-hari.

Contoh teks anekdot di atas sebenarnya bisa dihubungkan dengan peristiwa yang banyak terjadi sekarang ini. Tentu tidak hanya dilihat dengan adanya pengunjuk rasa dan demo yang sering terjadi, melainkan juga dari segi para petinggi dalam negeri yang memanfaatkan posisi mereka secara bebas dan menyalahgunakannya. Di dunia sekarang, sebagian besar orang lebih memilih jalan pintas demi mencapai tujuan yang diinginkan mereka seperti memperoleh uang dengan melakukan korupsi. Di saat dihadapi oleh kesulitan, mereka langsung mengeluh betapa tidak adilnya dunia ini. Manusia yang seperti ini tidak akan bertanggung-jawab atas permasalahan di dunia sekarang dan akan terus ada dalam kehidupan sosial.

Dalam dunia ini memang terdapat berbagai macam permasalahan dan kebenaran yang tertutupi secara sengaja oleh orang-orang dalam kebiasaan sehari-hari. Namun, kadang menyuarakan masalah tersebut dan mengungkapkan kebenarannya merupakan hal yang sangat berisiko. Teks anekdot pun hadir untuk tujuan tersebut, yakni untuk memberikan pesan tentang peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sekarang namun dengan cara mengkritik dengan humor seperti yang dilakukan oleh mantan Presiden Gus Dur dan para penulis teks ini. Maka dari itu, teks anekdot merupakan suatu hal yang menarik dan penting dalam dunia yang terus berkembang dan harus dipelajari oleh masyarakat di masa kini. [MRC/21]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun