Pada Sabtu (1/11/2022) yang lalu terjadi insiden mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Bermula dari pertandingan sepak bola Persebaya vs Arema hingga menjadi sejarah kelam persepak bolaan Indonesia, bahkan tragedi terparah ke-2 di dunia. Hal ini terjadi karena pertandingan yang dimenangkan pihak Persebaya dikandang Arema, lalu supporter Arema yang tidak terima dan menjadi penyebab awal kericuhan
"Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukan gestur minta maaf ke supporter. Disisi lain, ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa (pemain Arema) terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka. Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie (pemain Arema) mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut. Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain. Sehabis itu dari tribun ikut melempari berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter pun semakin tidak terkendali. Ahirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib. Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan." cuitan pengguna twitter dengan username @RezqiWahyu_05
"Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya, tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif. Kemudian parat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara. AKhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah supporter. Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetial sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung dk tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10" cuitan pengguna twitter dengan username @RezqiWahyu_05
Memang hasil dari kondisi jenazah (korban) yang meninggal bercirikan mukanya membiru, mata merah serta mulut berbusa, menunjukan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena gas air mata. Dampak dari menghirup gas mata memang sangat parah jika diterima langsung oleh kita, bisa menyebabkan sesak pernafasan dan juga mata yang merah akibat perih terkena asap gas air mata.
Menurut saksi, setelah dilemparkan gas air mata oleh pihak kepolisian ke salah satu tribun, kondisi sudah semakin tidak kondusif. Para supporter berlarian ricuh diatas tribun menghindari asap, mencari pintu keluar, namun naas pintu keluar yang penuh karena penumpukan massa menyebabkan sesak dan kekurangan oksigen.
"Banyak ibu-ibu, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet" cuitan pengguna twitter dengan username @RezqiWahyu_05
Kondisi luar stadion pun sangatlah mencekam, banyak korban terkapar pingsan berjatuhan, banyak pula orang yang ditubuhnya berlumuran darah. Menurut saksi, sekitar pukul 22.30 terjadi insiden perlemparan batu ke arah mobil aparat kepolisian dan pengeroyokan kepada aparat karena dianggap mengurung supporter didalam stadion dengan puluhan gas air mata.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Kanjuruhan. Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita. Supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah." cuitan pengguna twitter dengan username @RezqiWahyu_05
Tragedi Kanjuruhan menjadikan pembelajaran untuk semua supporter bola di Indonesia, agar kedepanya hal ini tidak terjadi lagi. Banyak korban mulai dari Orang tua hingga anak kecil yang niat awalnya hanya ingin mendukung club kesayanganya namun naas malah memakan nyawa mereka. Peristiwa penggunaan gas air mata untuk menghentikan kericuhan di stadion pun seharusnya tidak diperbolehkan (merujuk pada peraturan FIFA) tetapi sekali lagi kita tidak mengetahui apa sebenernya yang terjadi sampai sedemikan rupa polisi berani untuk mengambil keputusan melemparkan gas air mata ke tribun penonton.
Turut berdukacita kepada semua korban atas kejadian ini dan semoga semua keluarga korban diberikan keikhlasan dan ketabahan. Juga semoga semua penonton yang selamat atas tragedi ini dapat sembuh total baik secara fisik ataupun psikisnya. Amin...
"Dan selama saya jadi supporter arema, saya dikenalkan arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter. Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini" cuitan pengguna twitter dengan username @RezqiWahyu_05
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H