Mohon tunggu...
Nathalia
Nathalia Mohon Tunggu... -

just outside my window..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Ambang Sore

23 November 2012   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:47 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kali kedua dia bisa menyempatkan singgah. Di simpang tiga titian. Di antara rerimbunan pohon bambu. Tujuh senja dia kunantikan. Entah harus berapa senja lagi kulewati hingga dia kembali, nanti. "Kamu hati-hati ya?". Aku mengangguk. Lantas menyerahkan benda dalam bungkusan kain mori usang. Dia membukanya, lalu menatapku heran. "Bapak menemukannya di Bogowonto. Mungkin kepunyaan Belanda. Sudah dibersihkan Bapak. Diolesi minyak kelapa, katanya biar licin". Dia mengokangnya. Lalu mengangguk. Tangannya mengarah hendak membelai rambutku, aku memejamkan mata. Tiba-tiba dia menarik tangannya kembali, aku mendesah. Matahari memerah dan turun perlahan, hendak sembunyi di balik Perbukitan Menoreh. Sore semakin layu saat dia berbalik dan bergegas meninggalkan aku. Aku ingin memeluknya. Tak ingin melepasnya. Namun perjuangan masih belum usai.

*****

Ilustrasi foto "Lost in Blur" oleh Teguh Santosa

Judul dan beberapa kata dalam cerita, terinspirasi lagu "Di Ambang Sore"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun