Mohon tunggu...
Nathalia
Nathalia Mohon Tunggu... -

just outside my window..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tim Hore

8 November 2012   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:45 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dik, nanti bantuin kakak bilang sama Mama ya, mau kan?". Dia mengangguk. Dia adik perempuanku. Usia kami terpaut jauh. Aku sudah di kelas 8, sedang dia mungkin baru dua tahun. Mungkin, aku tak hapal, bukan urusanku. Yang pasti, bicaranya masih belum jelas. "Sini deh, kakak kasih lihat gambarnya" ajakku. Langkah kecilnya berlari mengikutiku menuju kamar. "Nah, ini dia gambarnya. Bagus kan?". Lagi dia mengangguk. "Ini namanya Burung Dara" tunjukku. "Bulung dala" dia mengikuti, sambil tangannya menunjuk gambar burung dara, tepat di bagian mata. "Dalah? hiii.. dalah-dalah, sakiiitt" serunya tiba-tiba dengan nada ngeri dan seketika menarik telunjuknya dari gambar. "Ini bukan darah. ini dara. Burung Dara.. Burung..??". Ucapku sambil mencoba mengimla. "Dala, bulung" sahutnya terbalik. Matanya berbinar indah, tapi kepalaku malah mulai pening. "Iya, Burung Dara. Burung itu mirip ayam" ucapku lagi. "UUUUuuuuukkkk!!!" serunya sambil tangannya dikibas-kibaskan ke samping mengikuti ayam jago bila sedang bersuluk. "Burung dik, buruuuungg. Bukan ayaaamm" nadaku meninggi. "Bulung. Engli bed". Lagi dia malah mempraktekkan gaya bidikan mainan Angry Bird di gambar burung dara yang aku letakkan di ujung kasurku, tempat aku bersimpuh di lantai dan dia berdiri di sampingku. Sssshhh.. aku mendesis, kesal. "Dala bulung angli bed" cerocosnya lagi. Tangannya mulai hendak menyobek ujung kertas, aku lekas menampiknya. "Heeegghhh...darah itu merah Jendral" aku menggumam. "Itu jendal". Tiba-tiba dia menunjuk ke gambar sepasukan prajurit pengawal di Istana Buckingham yang terpampang di koran. Aku baru sadar, di kasurku ternyata tergeletak juga koran. Koran itu berada agak di tengah kasur. Tadi siang pasti Ayah melakukan sidak* di kamarku dan lupa membawa serta koran yang sering dia bawa-bawa begitu saja, tapi tidak dibaca. Mirip Panglima dengan tongkat komandonya, cuma dibawa-bawa. "Bukan. Itu bukan jenderal. Itu prajurit" Sahutku mulai ketus. "Ini apa?". Dia berjingkat tinggi-tinggi hingga separuh badannya rebah di pinggir kasur dan menunjuk ke arah topi yang dipakai para prajurit di dalam foto. Dia bahkan belum mampu membedakan kata petunjuk sesuai jarak benda yang ditunjuk. "Itu topinya. Dari bulu. Bulu mbek" aku segan, tapi aku tetap menjelaskan. "Son de sip" sahutnya riang dan mulai memanjat ke atas tempat tidurku dengan susah payah, lalu seenaknya duduk di atas foto burung dara yang aku gelar. "Eeehh.. awaaas!! Ini nanti robeeek!!". Aku mendorong pantatnya dan dia merangkak, lalu duduk tepat di koran bergambar seorang kepala negara yang sedang berkunjung ke Inggris untuk suatu pelantikan. "Yah, duduklah di situ. Kapan lagi kau bisa menduduki muka seorang jenderal" Aku membatin. "Shaun the Sheep itu domba, Dik, bukan mbek" ucapku pelan. Lantas aku mulai menggulung gambar burung dara itu pelan-pelan, mengikatnya dengan karet gelang, lalu bangkit ke arah meja belajarku dan menyelipkan gambar itu di sela-sela jejeran buku-buku. Ekor mataku melihat dia mulai merobek-robek koran yang dia duduki. Dia tak mengindahkan lagi keterangan yang aku berikan. "Ya ampun diiikkk..!! itu koran Ayah... belum dibaca, kenapa dirobek-robek" seruku. Dia mendongak. Tangannya berhenti bergerak. Mulutnya menganga. Matanya menyiratkan rasa takut dan bersalah. Aku senang melihatnya. Rasakan. Gantian. Namun sejurus kemudian aku tak tega. "Kita main sepeda lagi yuk?" Aku mengulurkan tangan. Dia menggangguk. Matanya pendar kembali. Serupa bintang paling terang di ujung pagi. Kembali dia merangkak dan aku membantunya turun dari kasur. Gagal sudah rencanaku mencari tim dukungan untuk bilang ke Mama, aku ingin memelihara seekor burung dara.

******

Judul "Tim Hore"  terinspirasi dari tulisan Wisnu Nugroho di sini

Ilustrasi foto "Animal" oleh Benny Sugiarto Eko Wardojo

*sidak : inspeksi mendadak

quote : carilah tim hore yang berkualitas ;)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun