Mohon tunggu...
Nataya Charoonsri Rizani
Nataya Charoonsri Rizani Mohon Tunggu... -

Staf Pengajar di salah satu Universitas Swasta di Jakarta yang menyukai merenung, membaca dan menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FF] Perempuan Penyeka Air Mata

27 Agustus 2010   02:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:40 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu tidak bisa mendapatkan kekerasan seperti ini terus. Laporkan saja, Bu."

"Aku nunut suami. Membuka aib suami sama saja dengan membuka aibku sendiri toh?"

Perempuan penyeka air mata itu angkat bicara," Masalah harus didudukkan pada tempatnya, Bu. Ibu nunut pada Imam yang memang layak menjadi Imam? Laporkan saja Bu tindak kekerasan ini."

Semakin lama perempuan itu semakin menikmati kekerasan pada dirinya. Ia bahkan menangis,ketika tak merasakannya sehari saja.

Tetapi, hari itu akhirnya ia bertekad membuat laporan.

"Nama Ibu?"

"Nashatra."

"Masih jadi konselor KDRT,Bu?"

Tersenyum ia menjawab," Iya masih sampai bulan ini. Bulan depan cuti."

"Silahkan diperiksa oleh petugas kami di sana. Oya, Ibu dapat giliran nomor tiga. Sekitar dua jam lagi. Dokter sedang ada tindakan bedah sesar."

Suara dalam hati berbisik,"Ayo Nak,tendang lagi. Biar Ummi bisa lapor pada dokter,betapa aktifnya dirimu." Dan perempuan itu kembali menyeka airmata haru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun