Dewasa ini, banyak hal yang berubah di sekitar kita. Teknologi yang makin canggih, hutan hutan gelap yang menakutkan berubah menjadi gedung bertingkat mewah yang berkilauan, rawa rawa yang kotor dan becek berganti menjadi jalanan mulus.
Ada banyak perkembangan yang terjadi di dunia, terutama di Indonesia. Semua hal ini tentu merupakan bagian dari “ulah”arus globasasi yang masuk di Indonesia.
Globalisasi sendiri berasal dari bahasa asing yaitu “globe” atau yang kita kenal sebagai bola dunia. Lalu apa kaitan globalisasi dan globe?
Tentu kita tau, bahwa globe merupakan tiruan dari bentuk bumi yang terus beputar, Globalisasi disini diartikan sebagai sebuah proses dari segala proses yang membentuk dan menciptakan inovasi baru secara terus menerus.
Sama halnya dengan globe, globalisasi terus berputar mendatangkan inovasi ke seluruh dunia.
Globalisasi tidak hanya datang ke satu sisi kehidupan namun melingkupi segala aspek baik aspek budaya, ekonomi, politik, sosial dan aspek lainnya.
Namun, dari beberapa aspek tersebut, aspek ekonomi menjadi aspek paling utama yang dapat memengaruhi aspek lainnya.
Globalisasi memberi pengaruh yang sangat besar bagi aspek ekonomi sebagaimana yang kita lihat, dengan adanya globalisasi, proses ekspor-impor dapat terjadi dengan mudah dan cepat tanpa harus menunggu waktu berbulan bulan lamanya.
Hal ini tentu menarik dan membuat banyak negara lain berlomba lomba untuk berinvestasi di negara berkembang untuk meningkatkan petumbuhan ekonomi dan memajukan negaranya.
Kehadiran globalisasi tidak serta merta selalu membawa dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat dunia.
Meskipun Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat tajam, ada banyak juga sisi negatifnya. Seperti peningkatan mobilitas penduduk yang sama tajamnya dengan ekonomi kita.
Mobilitas penduduk merupakan keadaan dimana suatu penduduk yang menetap di suatu pemukiman berpindah ke pemukiman lain di luar geografisnya.
Mengapa ini dikatakan sisi negatif? Tentu saja karena peristiwa migrasi ini terjadi akibat dari derasnya arus globalisasi tadi.
Masyarakat yang melakukan perpindahan biasanya memiliki beberapa faktor yaitu faktor usia yang mana saat usia produktif mereka akan memikirkan cara untuk bertahan hidup dengan sejahtera.
Biasanya ini terjadi karna di daerah tempat dia tinggal sangat minim pekerjaan. Faktor lainnya adalah menurunnya pendapatan petani lokal membuat mata pencaharian mereka terancam bahkan hingga gulung tikar.
Hal ini yang menyebabkan naiknya angka mobilitas penduduk menjadi 67,2% pada 2018 silam karena kebanyakan penduduk desa mengadu nasib dengan berpindah ke kota.
Dengan peningkatan mobilitas penduduk tadi dilihat dari faktor pemicu terjadinya, kita juga bisa berpikir bahwa tentu peristiwa ini akan mengakibatkan sisi positif dan negatifnya.
Sisi baik yang didapat dari para pelaku mobilitas penduduk yaitu naiknya kelas sosial ekonomi mereka dalam jangka lama sehingga batas kesenjangan antara kelas kota dan desa pun berkurang.
Namun, hal ini juga dapat menimbulkan sisi negatif dengan semakin banyaknya pelaku mobilitas penduduk maka lapangan pekerjaan pun semakin menipis sehingga angka pengangguran di Indonesia meningkat.
Selain itu, karena banyaknya para migran pindah ke wilayah besar, terjadi pula persebaran penduduk yang tidak merata sehingga terdapat beberapa daerah yang minim penduduk dan ada daerah lain yang berlebih penduduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H