Mohon tunggu...
Nevia Natasya
Nevia Natasya Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

menyukai hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Perekonomian Sektor Pertanian (Persawahan Petani Padi) Desa Setren Pelem Kabupaten Wonogiri

15 Juli 2024   19:20 Diperbarui: 15 Juli 2024   21:19 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pertanian sawah telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dimana Indonesia merupakan negara agraris. Sawah adalah lahan pertanian dan pilar utama ketahanan pangan dan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu dengan seiiring perkembangan zaman teknologi di bidang pertanian semakin dibutuhkan untuk menunjang proses kegiatan ekonomi, sebagai tolak ukur analisa perekonomian untuk jangka masa yang mendatang. Pengembangan. teknologi pertanian dimana teknologi pertanian dapat meningkatkan produktivitas dan efesiensi waktu, tenaga, juga mengurangi biaya perawatan dan produksi dan meningkatkan hasil panen. Teknologi pertanian yang tepat dapat mengurangi penggunaan air dan zat kimia.seperti pestisida sehingga dapat menghasilkan padi yang berkualitas tanpa zat kimia juga mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan. Sehingga banyak petani makmur dengan perekonomian stabil. Kemudian untuk jangka panjang pemerintah diharapkan mengembangkan skema asuransi pertanian untuk melindungi petani dari resiko ketika gagal panen dan bencana alam.

warga desa setren,pelem Samin (65) tahun memiliki beberapa keinginan mengenai penanganan masalah dalam sektor pertanian diantaranya mengenai sebagai berikut 

1.Subsidi perlatan teknologi yang menunjang kegiatan bertani karena banyak petani padi masih menggunakan system tradisional dengan tenaga. manusia seperti pembajakn sawah yang seharusnya menggunakan traktor namun petani lebih memilih mencangkul sawah secara manual, karena jika menyewa alat traktor cukup mahal dan hasil panen yang dijual tidak setara dengan biaya pengolahan sawah, pembelian bibit dan harga pupuk yang mahal.

2. Dalam program pelatihan pendidikan di sekolah yang memberikan wawasan terkait pertanian diharapkan banyak anak muda yang memiliki minat menjadi petani karena dimasa sekarang petani yang masih aktif sudah memiliki usia rentan dimana banyak anak muda lebih memilih bidang bisnis non pertanian, jika hal ini terus berkelanjutan dikhawatirkan suatu saat sumber daya manusia untuk menjadi tani langka,dan tidak ada generasi penerus penghasil padi.

3. Pendidikan dan pelatihan bagi petani yang masih kurang wawasan dan pengetahuan dalam pengelolaan tanaman menyebabkan petani kewalahan ketika tanaman diserang hama yang mewabah, oleh karena itu pertain sering merugi ketika hasil panen memiliki kualitas buruk atau tidak layak dikonsumsi dan di perjual belikan. Maka dari itu petani butuh pelatihan dan pendidikan khusus dari pemerintah untuk mengelola dan membasmi hama dengan cara yang tepat

Dengan menerapkan kebijakan yang diharapkan oleh petani,dengan itu sektor pertanian dapat berkembang secara berkelanjuatan meningkatnya produktivitas dan lebih bnyak berkontribusi pada kesejahteran ekonomi dan social yang lebih luas. Tumbuhnya generasi baru yang mampu melanjutkan menjadi petani dan lahirnya petani unggul makmur dan berkualitas. Saya simpulkan bahwasannya Indonesia masih butuh banyak dukungan dan fasilitas dari pemerintah terkhusus untuk petani desa yang masih menggunakan tenaga tradisional juga kurangnya peran anak muda dalam mengembangkan perekonomian di sektor pertanian ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun