Mohon tunggu...
Natasya Naura
Natasya Naura Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya menganggap menulis sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pembaca, serta sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Barbie: Membahas Isu Kontemporer Kesetaraan Gender?

4 Oktober 2023   06:57 Diperbarui: 4 Oktober 2023   07:09 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/5ERlbqw

Karakter Barbie diciptakan sebagai simbol harapan dan impian, memegang keyakinan bahwa setiap perempuan dapat menjadi apapun melalui berbagai inkarnasinya. Film yang dirilis pada bulan Juli yang lalu itu, mengajak para penontonnya untuk mengenakan kostum dengan sentuhan pink. Pada permulaannya, film ini mungkin terlihat seperti representasi umum dari genre 'go-girl' yang seringkali dangkal. Namun, ternyata film ini tampil menghibur sambil menyentuh secara ringan pada aspek serius esensi dan nilai-nilai perempuan kontemporer. 

https://pin.it/5ERlbqw
https://pin.it/5ERlbqw

Setiap karakter dalam varian Barbie memegang peran esensialnya; mulai dari Barbie Presiden, Barbie Hakim, hingga Barbie Fisikawan, bahkan Barbie Stereotipikal. Tak hanya itu, Ken dengan variasinya juga turut serta, meskipun mungkin tidak sebesar peran Barbie, ia tetap menjadi sahabat setia bagi Barbie. 

Kehidupan di Barbieland terasa penuh dengan keceriaan hingga saat Barbie Stereotipikal mengalami krisis identitas, mengadopsi ciri kemanusiaan seperti kaki rata dan selulit. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di dalam dirinya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melangkah ke dunia nyata.

Realitas Gender di Balik Kacamata Barbie

Gambaran di dunia nyata menghadirkan sebuah fakta yang tidak dapat diabaikan: dominasi laki-laki dalam memegang posisi penting. Sebagai contoh konkret, ketika Barbie mengunjungi markas besar Mattel, produsen boneka Barbie, tampaknya tidak ada satupun perempuan yang menduduki posisi eksekutif tertinggi di perusahaan tersebut. Keadaan ini menyadarkan Barbie bahwa kenyataan dunia seringkali tidak seindah yang dibayangkan. 

Dinamika hubungan antara perempuan dan laki-laki di kehidupan sehari-hari jauh dari harmoni yang dipancarkan oleh Barbieland. Ini mencerminkan betapa besar ketidakseimbangan gender yang masih eksis di dalam masyarakat kita. Barbie sendiri berhasil menjadi salah satu film terlaris buatan perempuan yang mengusung konsep feminisme dan peran perempuan dalam kehidupan. Hal ini semakin membuktikan bahwa masyarakat sudah mulai melek akan isu feminisme dan kesetaraan gender.

Film Barbie juga menyiratkan banyak pesan menarik, salah satunya adalah persepsi bahwa setiap gender berhak sepenuhnya atas hidup mereka sendiri, mereka berhak untuk menjadi apa pun yang diinginkan; presiden, hakim, penulis, dan sebagainya. Tidak ada batasan bagi seseorang baik laki-laki atau perempuan untuk menentukan identitas mereka. Dan, sudah seharusnya kita berhenti membatasi mimpi seseorang berdasarkan gendernya. Seperti Barbie dan Ken, kita bisa menjadi apa saja!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun