Mohon tunggu...
Natasya Marta Pebrian
Natasya Marta Pebrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi membaca novel dan mendengarkan musik. Musik yang saya dengarkan tidak memiliki genre yang spesifik dan untuk novel itu sendiri , saya membaca novel fiksi. Untuk kepribadian yang saya miliki yaitu: sensitif, optimis, keras dan phlegmatis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Eceng Gondok Menutupi Aliran Air, Ini Dampak dan Penanganannya di Bengawan Solo

9 Januari 2024   02:10 Diperbarui: 9 Januari 2024   02:15 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com.

Dalam jangka panjang perlu adanya kerangka kerja kebijakan yang mendukung pengelolaan sungai secara berkelanjutan. Hal ini mencakup penegakan hukum terhadap aktivitas yang dapat memicu pertumbuhan eceng gondok secara berlebihan serta penyusunan regulasi yang mempromosikan praktik-praktik pengelolaan lingkungan yang baik (Ramadhani, 2016). Dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai unsur di atas, diharapkan penanganan masalah ekeng gondok di Bengawan Solo dapat berjalan efektif dan berkelanjutan, memberikan dampak positif bagi lingkungan, ekosistem, dan masyarakat yang bergantung pada Sungai Bengawan Solo sebagai aset alam yang berharga.

Dalam upaya mengatasi permasalahan eceng gondok di Bengawan Solo, partisipasi aktif dari komunitas lokal menjadi kunci utama. Komunitas ini terdiri dari para pemerhati lingkungan, nelayan, petani, dan warga sekitar sungai yang peduli terhadap ekosistem sungai. Dengan pengakuan dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan, komunitas ini dapat menjadi kekuatan positif dalam penerapan kebijakan pengelolaan sungai berkelanjutan.

Melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan pengelolaan eceng gondok juga memungkinkan pemantauan lokal yang lebih efektif terhadap potensi pelanggaran kebijakan lingkungan. Masyarakat dapat berperan sebagai mata dan telinga dalam menyikapi tindakan-tindakan yang berpotensi merusak Sungai Bengawan Solo. Dengan cara ini, mereka dapat memberikan informasi berharga kepada pihak berwenang, memperkuat penegakan hukum dan menjamin keberlanjutan upaya pengelolaan sungai.

Akibat kurang optimalnya pemanfaatan eceng gondok yang berdampak pada lingkungan, muncul ide untuk memberdayakan dan menggerakkan masyarakat melalui usaha yang dinamakan Bengokcraft. Pemberdayaan dilakukan dengan mengubah eceng gondok menjadi berbagai jenis kerajinan. Tujuan utama dari kegiatan pemberdayaan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui diversifikasi ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam secara kreatif.

Bengokcraft adalah sebuah inisiatif usaha yang tidak hanya menekankan aspek bisnis semata, melainkan juga memiliki program pemberdayaan masyarakat lokal (Ilmaknun & Wijaya, 2020). Usaha ini fokus pada produksi dan penjualan hasil kerajinan yang dibuat oleh warga setempat. Bengokcraft tidak hanya berperan sebagai entitas bisnis, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam memberdayakan masyarakat. Keberhasilan penjualan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam penerapan program pemberdayaan.

Bengokcraft menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui serangkaian metode, terutama dengan fokus pada program pelatihan khusus dan pelatihan terkait promosi serta pemasaran online. Upaya ini tidak hanya mengembangkan keterampilan teknis masyarakat dalam pembuatan barang kerajinan, tetapi juga memberikan wawasan strategis tentang pemasaran online. Dengan pemahaman yang mendalam melalui pelatihan khusus, mereka dapat meningkatkan kualitas hasil kerajinan.

Workshop pengolahan ekeng gondok menjadi barang kerajinan memberikan dampak positif ekonomi dan lingkungan. Masyarakat kini tidak hanya memiliki keterampilan baru, tetapi juga memandang eceng gondok sebagai sumber daya bernilai (Wardiah et al., 2019). Kerajinan yang dihasilkan tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomis tetapi juga membantu mengurangi pertumbuhan ekeng gondok yang berlebihan di Sungai Bengawan Solo.

Melalui kegiatan promosi dan pemasaran online, masyarakat dapat memperluas jangkauan hasil kerajinan mereka. Penggunaan platform media sosial seperti Facebook dan Shopee membuka peluang baru untuk meningkatkan pendapatan dan mendapatkan pengakuan dari pasar yang lebih luas. Ini menandai peralihan positif dari pola hidup tradisional ke pasar global, memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat.

Sungai Bengawan Solo mengalami masalah serius akibat pertumbuhan eceng gondok yang tak terkendali, menyebabkan penyempitan alur, hambatan aliran air, dan meningkatkan risiko banjir. Melalui kegiatan pendidikan lingkungan, masyarakat memahami hubungan kebersihan sungai dengan kesejahteraan mereka, membentuk kesadaran kolektif, dan merasa bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA 

Atmaka, F. X. (2004). Evaluasi normalisasi sungai Bengawan Solo hulu dengan konsep eko-hidraulik (Evaluation of Upper Bengawan Solo river correction by ecological hydraulics concept).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun